KOMPAS.com - Dalam Forum Finansial Asia di Hongkong, 13-14 Januari 2014, Pemerintah China menegaskan ambisinya untuk meliberalisasi renminbi (RMB) atau yuan. Tentu ada implikasi untuk Indonesia.
Kepala Eksekutif Kawasan Administrasi Khusus Hongkong Republik Rakyat China CY Leung dalam pidato pembukaan memaparkan strategi Pemerintah China dalam pasar keuangan internasional. Dengan modal di sejumlah aspek yang dimilikinya, Pemerintah China berambisi meningkatkan penggunaan yuan di pasar keuangan internasional.
Pada Januari 2004, bank- bank di Hongkong untuk pertama kali menawarkan sejumlah produk jasa perbankan berbasis yuan di luar daratan utama China. Dengan demikian, Januari 2014 menjadi peringatan 10 tahun penggunaan yuan untuk kegiatan bisnis di luar China.
Hari ini, yuan telah menjadi satu dari sepuluh mata uang yang paling banyak diperdagangkan secara internasional. Hongkong menjadi pusat perdagangan yuan terbesar di dunia di luar daratan utama China. Berdasarkan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, empat dari lima yuan yang diperdagangkan dengan luar negeri ditransaksikan di Hongkong.
Dengan likuiditas yuan terbesar di luar China daratan dan beragam jenis produk investasi yang ditawarkan secara internasional, Hongkong menjadi konektor bisnis ke bisnis yang efektif bagi bisnis internasional berbasis yuan.
Sistem real time gross settlement (RTGS) menangani naik-turunnya permintaan yuan rata-rata sekitar 400 miliar yuan per hari. Jam operasional untuk sistem RTGS yuan telah diperpanjang menjadi 15 jam sehingga memberikan kesempatan kepada lembaga keuangan di zona waktu Eropa untuk melakukan pembayaran melalui infrastruktur di Hongkong.
Di antara beberapa inisiatif tahun 2013, Treasury Markets Association of Hongkong meluncurkan CNH Hongkong Interbank Offered Rate (Hibor) Fixing guna mendukung pertumbuhan yang lebih cepat bagi pasar suku bunga yuan di luar negeri.
Sementara CNH Hibor Fixing menyediakan patokan yang dapat diandalkan untuk memfasilitasi pinjaman sekaligus memfasilitasi pengembangan sejumlah produk suku bunga renminbi dan membantu pelaku pasar melakukan lindung nilai terhadap risiko tingkat bunga bisnis yuan.
”Liberalisasi mata uang China tidak sekadar tren nasional ataupun regional. Namun, hal itu benar-benar merupakan tren global. Hongkong merupakan saluran utama bagi aliran modal yuan dan mungkin yang lebih penting merupakan aliran informasi pengembangan dan pembangunan bisnis yuan di dunia,” kata Leung.
Kolaborasi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.