Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajaran Manajemen Merpati Dinilai Lemah

Kompas.com - 28/01/2014, 17:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Pegawai Merpati (FPM) Sudiyarto menilai, manajemen PT Merpati Nusantara Airlines di bawah komando Direktur Utama Asep Eka Nugraha kurang baik, dibanding dengan manajemen sebelumnya saat dipimpin Sardjono Jhonny.

Ada sejumlah alasan, mengapa Sudiyarto tegas mengatakan Sardjono lebih baik dibanding Asep. Pertama, menurutnya, Sardjono mengetahui bagaimana mengelola Merpati.

Kedua, di bawah Sardjono, jumlah pesawat Merpati tambah banyak. Ketiga, yang utama, hak-hak normatif karyawan selalu dibayarkan dengan baik. Sardjono juga dipandang sebagai pemimpin visioner yang memiliki arah tujuan yang jelas dalam bisnis.

"Ketika manajemen bisa memenuhi hak normatif pegawai artinya manajemen itu bekerja dengan sungguh-sungguh, mengerti apa yang harus menjadi urusan manajemen, mengetahui akar masalah, dan tahu solusinya," terang Sudiyarto ditemui di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Sementara itu, ketika ditanyakan soal hutang-hutang yang terus bertambah pada masa Sardjono, ia menjelaskan bahwa utang warisan lah yang membebani. Menurut informasi Sudiyarto, selama dipimpin Sardjono utang Merpati ke Pertamina hanya sebesar Rp 11 miliar.

Menginjak kepemimpinan Rudy Setyopurnomo utang Merpati ke Pertamina membengkak menjadi Rp 108 miliar. Saat ini, hutangnya ke Pertamina tak kurang dari Rp 150 miliar.

"Artinya, Sardjono Jhonny bisa mengelola perusahaan. Buktinya utang current-nya hanya Rp 11 miliar," pungkasnya.

Sekadar informasi, Mei 2012, Sardjono Jhonny Tjitrokusumo mendadak dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh Rudy Setyopurnomo yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama Merpati.

Sumaryanto Widayatin, Deputi bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN saat itu, memaparkan, ada lima alasan Sardjono dicopot jabatan. Pertama, Sardjono Jhony dinilai gagal membuat Merpati terbang tinggi. Banyak permasalahan Merpati belum bisa teratasi oleh Jhony.

Kedua, Sardjono Jhony dinilai tak bisa merealisasikan janjinya. Ketiga, utang Merpati semakin membengkak. Triwulan I -2012, utang Merpati mencapai Rp 250 miliar ditambah April 2012 sebesar Rp 100 miliar.

Sardjono Jhony diketahui menggalang solidaritas dengan pekerja dengan tujuan mempertahankan posisinya sebagai Dirut. Alasan terakhir, Sardjono Johny membuat rencana bisnis yang tidak pernah ditepati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com