Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Jatuh Jelang Keputusan Kebijakan FED

Kompas.com - 30/01/2014, 00:17 WIB
Hindra Liauw

Penulis

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com- Saham-saham di Wall Street bergerak melemah pada awal perdagangan Rabu (29/1/2014), menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve AS tentang kelanjutan pemangkasan stimulus yang diawasi secara luas.

Dalam satu jam pertama perdagangan, Dow Jones Industrial Average merosot 137,75 poin (0,86 persen) menjadi 15.790,81.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 13,48 poin (0,75 persen) menjadi 1.779,02, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 31,90 poin (0,78 persen) menjadi 4.066,06.

Penurunan ini terjadi menjelang kesimpulan dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Fed yang sangat diharapkan kembali memangkas program pembelian obligasinya ssebesar 10 miliar dolar AS.

Pernyataan FOMC pasca-pertemuan ini diperkirakan sekitar pukul 14.00 waktu setempat (19.00 GMT) .

The Fed pada Desember 2013 mengumumkan rencana untuk mulai menarik kembali program stimulusnya. Sebagian besar analis percaya bahwa Fed akan melanjutan pengurangan stimulusnya meskipun baru-baru ini terjadi turbulensi di pasar global sebagian dipicu pengurangan program Fed.

Aksi jual ekuitas menyusul sejumlah laporan laba bervariasi perusahaan.

Komponen Dow, Boeing, tenggelam 4,7 persen setelah memperkirakan laba 2014 sebesar 7,00- 7,20 dolar AS per saham, lebih renadah dari perkiraan para analis 7,57 dolar AS.

Komponen Dow lainnya, AT & T, turun 4,0 persen di tengah kekhawatiran bahwa prospek arus kas perusahaan telah dipotong. Morgan Stanley menilai pembayaran tinggi perusahaan kepada pemegang saham sebuah "kekhawatiran yang luas."

Yahoo jatuh 6,6 persen di tengah kekhawatiran tentang kemerosotan pendapatannya. Para investor terganggu oleh penurunan enam persen selama kuartal keempat dalam pendapatan iklan display yang telah lama berada di pendapatan inti Yahoo.

Dow Chemical melonjak 4,4 persen setelah labanya 65 sen per saham mengalahkan perkiraan analis sebesar 43 sen. Perusahaan ini mengumumkan kenaikan dividen 15 persen dan perluasan program pembelian kembali saham dari 1,5 miliar dolar AS menjadi 4,5 miliar dolar AS.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS turun menjadi 2,72 persen dari 2,75 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,66 persen dari 3,67 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com