Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penyumbang Inflasi Awal Tahun Ini

Kompas.com - 03/02/2014, 16:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memaparkan sejumlah komoditas menyumbang indeks harga konsumen (inflasi) Januari 2014.

Menurut catatan BPS, sejumlah bahan pangan dan hortikultura yang cepat rusak, banyak menyumbang inflasi pada awal tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh cuaca buruk sehingga menggangu produksi juga distribusi.

Namun secara keseluruhan, penyumbang terbesar adalah konsumsi bahan bakar rumah tangga, dengan kontribusi sebesar 0,17 persen.

"Perubahan harga bahan bakar rumah tangga 11,25 persen. Ini karena ada kebijakan dari Pertamina tentang penaikan elpiji 12 kilogram," terang Suryamin, di kantornya, Senin (3/2/2014).

Terdapat 82 kota yang mencatatkan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dengan kontribusi utama adalah bahan bakar rumah tangga. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Meulaboh Aceh, sebesar 47 persen, dan satu kota harganya stabil, yakni di Tual.

Andil kedua datang dari ikan segar dengan andil sebesar 0,12 persen. Komoditas tersebut mengalami kenaikan harga 3,62 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini disebabkan lantaran kurangnya pasokan akibat cuaca yang kurang bagus.

Selanjutnya, komoditas cabai merah dengan andil 0,08 persen, karena perubahan harganya yang mencapai 8,1 persen. Penyebabnya adalah karena cuaca buruk yang menyebabkan produksi berkurang dan juga gangguan distribusi.

Dalam hal ini terjadi kenaikan harga cabai merah di 51 kota IHK, dan tertinggi terjadi di Metro Lampung dengan kenaikan 42 persen.

Daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing menyumbang 0,06 terhadap inflasi Januari 2014. "Ini disebakan pasokan yang berkurang karena banjir," imbuh Suryamin.

Beras juga menyumbang inflasi bulanan awal tahun ini, meski tidak terlalu tinggi yakni 0,05 persen. Disebabkan lantaran masih dalam musim tanam sehingga pasokan berkurang.

Adapun tiga hortikultura yakni tomat sayur, bayam, dan kangkung harganya naik lebih dari 100 persen di berbagai daerah, lantaran cuaca buruk. Seperti yang terjadi di Pangkal Pinang misalnya, harga tomat sayur terkerek naik 100-183 persen, sementara harga kangkung naik 181 persen.

Di Tembilahan, harga bayam naik 100 persen. Sementara, di Tanjung Pandan, harga kangkung naik 136 persen.

"Cabai rawit andilnya dalam inflasi 0.02, dengan kenaikan harga cukup tinggi sebesar 23,89 persen. Ini disebabkan pasokan berkurang karena hujan. Kenaikan harga cabai rawit tertinggi di Jambi 91 persen dan Tembilahan, 85 persen," pungkas Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com