Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GMF Raih Dua Rating Baru dari EASA

Kompas.com - 03/02/2014, 19:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - GMF AeroAsia meraih dua rating baru dari otoritas penerbangan sipil Eropa EASA (European Aviation Safety Agency) setelah menjalani audit pada 27-30 Januari 2014.

Dua rating itu adalah Rating B1 untuk Engine CFM 56-7B dan Rating B3 untuk APU GTCP131-9A & 9B. Dengan dua tambahan rating ini, kemampuan GMF AeroAsia dalam melakukan perawatan dua jenis mesin pesawat tersebut sudah setara dengan perusahaan global.

“Pengakuan EASA merupakan kemajuan besar bagi kualitas perawatan pesawat yang dijalankan oleh GMF,” kata Ganis Kristanto, VP Quality Assurance and Safety di Cengkareng, (3/2/2014).

Dalam audit ini, EASA mengirim tiga orang audior yang mengaudit seluruh area perawatan di GMF AeroAsia. “Secara keseluruhan hasil audit cukup bagus dan memuaskan,” katanya.

Meski demikian, auditor memberi beberapa catatan dan rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh GMF AeroAsia guna meningkatkan aspek quality and safety. Salah satu catatan itu berkaitan dengan personnel requirement yang berhubungan dengan pelaksanaan training. “Di luar aspek itu sudah dinyatakan comply dengan regulasi EASA,” katanya.

Ganis Kristanto mengatakan Rating B1 dan B3 diajukan sesuai dengan visi GMF menjadi World Class MRO sehingga kapabilitasnya harus terus dikembangkan untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar. Karena itu, pengajuan rating ini juga dibarengi dengan pengajuan penambahan 14 part number di Component Shop GMF.

“Dengan rating baru ini, pekerjaan di Engine Shop GMF, terutama untuk Engine CFM 56-7B dapat dimulai,” kata Ganis.

Engine CFM 56-7B adalah engine yang dipakai di pesawat B737-NG seperti yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia maupun maskapai lain di dunia. Karena itu, potensi pasarnya sangat besar di tahun-tahun mendatang.

Garuda Indonesia dengan Program Quantum Leap-nya menargetkan mengoperasikan 194 pesawat di tahun 2015. Begitu juga dengan maskapai lain baik di domestik maupun di mancanegara.

“Pasar domestik ini menjadi target pertama GMF,” katanya. Populasi engine CFM56-7B dapat dihitung dari jumlah pesawat B737-NG yang beroperasi di berbagai negara. Semakin banyak maskapai merawat Engine CFM56-7B di GMF, semakin kecil devisa yang lari ke luar negeri. “Jadi dampaknya juga untuk peningkatan ekonomi nasional,” katanya.

Selama ini, GMF AeroAsia sudah memiliki kemampuan untuk perawatan mesin CFM56-3, Spey, APU GTCT 85 Series, dan TSCP 700.

Kemampuan lain yang dikembangkan adalah perawatan Engine CFM56-7B yang sekarang sudah memasuki tahap overhaul. “Pekerjaan hingga overhaul ini sudah disetujui oleh EASA dalam audit yang berlangsung pekan lalu,” katanya. (Budi Prasetyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Whats New
Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Whats New
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com