Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegasan Pemerintah Jadi Kunci Penyelamatan Merpati

Kompas.com - 08/02/2014, 16:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Nasib PT Merpati Nusantara Airlines dikhawatirkan akan semakin tak menentu, kecuali pemerintah bisa tegas membuat keputusan soal ini.

Pengamat BUMN Sunarsip mengatakan, ketegasan Menteri Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi kunci utama mengakhiri sakit Merpati.

"Saya melihat kunci utama ada di ketegasan pemerintah dan DPR. Karena hal ini menyangkut kebijakan nasional, khususnya Menteri Keuangan dan DPR Komisi VI dan Komisi XI," kata dia dalam sebuah diskusi bertajuk "Sayap Patah Merpati", di Jakarta, Sabtu (8/2/2014).

Menurut Sunarsip, pilihan pemerintah hanya dua. Pertama, jika Merpati akan dihidupkan lagi, mau tak mau utangnya dikonversi menjadi saham. Sebagaimana diketahui utang Merpati saat ini lebih dari Rp 6,7 triliun, 75 persen di antaranya kepada pemerintah, dan BUMN seperti Pertamina dan Angkasa Pura, serta Bank Mandiri.

"Kalau sikap yang diambil adalah likuidasi maka juga harus siap dengan konsekuensinya. Sebagai bentuk tanggung jawab, keuangan yang harus disiapkan Rp 3-5 triliun untuk menutupi kewajiban," tuturnya.

Dalam kesempatan sama, dosen aviasi Universitas Gadjah Mada Arista Atmadjati mengatakan, bail out atau suntikan bisa saja dilakukan. Ia mencontohkan, maskapai di Filipina, Jepang, dan Spanyol juga diselamatkan pemerintahnya dengan cara bail out.

"Bail out atau suntikan dana adalah hal yang bukan mustahil. Philipine Airlines pernah bangkrut dan di-backing oleh negaranya dengan cara bail out. Ada juga Japan Airlines yang di-bail out oleh pemerintahnya. Lalu ada Cassa di Spanyol yang di-bail out pemerintahnya," kata dia.

Sekjen INACA, Tengku Burhanudin, menambahkan, jangankan perusahaan macam Merpati, dalam kondisi saat ini, maskapai yang sehat pun sangat sulit beroperasi tanpa keuangan yang kuat.

Ia menjelaskan, 80 persen pembiayaan operasional maskapai dipengaruhi oleh kurs dollar. Ia menyinggung soal opsi pemerintah membuat anak usaha Merpati dalam mencari pendanaan.

"Itu bagus. Cuma kita tidak tahu kapan utang Merpati lunas. Bisa lebih dari 20 tahun kalau pakai pesawat kecil-kecil," imbuhnya.

Saat ini pesawat Merpati yang beroperasi tinggal 4 unit. Melihat kondisi ini, Burhanudin menegaskan, pemerintah harus mengambil keputusan tegas dan cepat.

"Pada waktu kita bentuk Merpati dan Garuda, dulu, kita bilang mereka pejuang. Jadi, ini kembali lagi tergantung pemegang saham. Merpati yang punya pemerintah. Jangan kementerian yang ini bilang tutup, yang ini bilang buka. Jangan beda-beda, buka-tutup. Akhirnya (Merpati) habis di sini tanpa kepastian," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com