Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Investor Prediksi Rupiah Menguat dengan Asumsi Jokowi RI 1

Kompas.com - 11/02/2014, 16:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Standard Chartered Bank Indonesia sekaligus ekonom Fauzi Ichsan mengatakan saat ini telah banyak investor yang beranggapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan memenangkan pemilu presiden tahun ini.

"Sebagian besar pengusaha dan investor sudah berasumsi Gubernur Joko Widodo akan menjadi presiden. Bahkan banyak investor sudah memprediksi penguatan rupiah dan IHSG berdasarkan asumsi Jokowi menjadi presiden di bulan Oktober," kata Fauzi di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Namun demikian, Fauzi mengungkapkan pertanyaan yang harus dipikirkan jawabannya adalah bagaimana jika asumsi para investor dan pengusaha tersebut salah. Karena hingga saat ini Jokowi belum dideklarasikan pencalonannya sebagai calon presiden.

"Pada dasarnya investor itu suka elektabilitas. Selama calon presiden bisa diprediksi kebijakan ekonominya, maka investor bisa memberi keputusan," ujar Fauzi.

Seperti diketahui, Jokowi menjadi kandidat calon presiden yang sangat populer di kalangan masyarakat menjelang pemilu. Namun demikian, mantan walikota Surakarta ini belum secara resmi mendeklarasikan atau dideklarasikan sebagai calon presiden.

Beberapa analis di luar negeri pun memperkirakan apabila Jokowi memenangkan pemilu presiden tahun ini, maka nilai tukar rupiah dan IHSG akan mengalami penguatan. Fauzi memprediksi bila kondisi ini terjadi, maka IHSG dapat menembus angka 5.200 dan nilai tukar rupiah mencapai Rp 11.400 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com