Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Tinggi Bisa Ciptakan Kemiskinan Permanen

Kompas.com - 12/02/2014, 11:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan adanya kenaikan suku bunga, maka banyak pihak terkait harus melakukan penyesuaian. Dengan penyesuaian bunga kredit oleh pihak perbankan, maka masyarakat semakin jauh dari realita memiliki rumah.

Deputi Komisioner Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dumoly Freddy Pardede mengatakan, kondisi seperti ini kian mencekik masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah. Ini karena sebagian besar pembiayaan rumah dengan skema kredit pemilikan rumah (KPR) disalurkan oleh perbankan.

"Kalau bunga naik terus, masyarakat golongan menengah ke bawah menjadi sulit memiliki rumah. Padahal permintaan rumah untuk mereka itu sangat besar. Ini bisa menciptakan kemiskinan permanen," kata Dumoly di Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Pada kesempatan sama, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto mengatakan selama ini pihak perbankan dan penyalur KPR masih fokus pada masyarakat kalangan menengah ke atas. Dampaknya, hal sebaliknya terjadi pada masyarakat kalangan menengah ke bawah.

"Masyarakat menengah ke bawah belum tersentuh penyaluran KPR. Potensi ini yang seharusnya dibidik perbankan dan perusahaan pembiayaan ke depannya. Mereka sebaiknya menyalurkan KPR dalam jangka panjang," ujar Raharjo.

Raharjo memaparkan selama tahun 2013, SMF telah mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR sebesar Rp 3,5 triliun. Rp 2,51 triliun dengan memfasilitasi sekuritisasi dan Rp 1,5 triliun penyaluran pinjaman.

"Kami menyesuaikan kemampuan debitor di saat bunga tinggi dengan memberi jangka waktu KPR yang lebih panjang, sampai 10 tahun dengan cicilan bunga tetap," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com