Mahfud (31), petugas Toko Juwita Gas, penyalur elpiji di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku terkejut saat terjadi kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) pada Januari lalu karena tanpa pemberitahuan. Harga yang
sempat mencapai Rp 135.000 per tabung mengakibatkan pembeli protes. Beberapa pengguna rumah tangga sempat menunda pembelian.
”Kami tidak mempermasalahkan kenaikan harga asalkan stok barang terjamin dan ada pemberitahuan terlebih dahulu, minimal satu minggu sebelum harga baru berlaku,” ujar Mahfud, Kamis (13/2/2014).
Mahfud menjelaskan, tokonya mengalami penurunan penjualan tabung elpiji 12 kg setelah kenaikan harga pada Januari lalu. Sebab, sebagian besar konsumen rumah tangga beralih ke tabung 3 kg yang lebih murah. Sebelumnya, toko itu sehari sekali menambah pasokan tabung 3 kg, kini menjadi setiap dua hari.
Tukino, salah satu penyalur di kawasan Grogol Utara, mengatakan, jumlah pembelian elpiji 12 kg dari para agen mereka menurun sejak kenaikan harga. ”Sekarang saya membeli elpiji 12 kg sebanyak 15 tabung per hari, padahal sebelumnya saya bisa beli 30 tabung per hari,” ujar Tukino, Kamis (13/2/2014).
Penurunan jumlah pembeli juga dialami Toko Sumber Jaya, penyalur elpiji di Petamburan, Jakarta Pusat. ”Hingga akhir tahun lalu, kami menjual 50 tabung elpiji 12 kg dalam tujuh hari. Sekarang, sudah dua minggu belum habis juga,” kata Kartini (50), pemilik toko.
Dia mengungkapkan, kenaikan harga elpiji 12 kg itu bukanlah hal baru. Yang terpenting, kenaikan harga itu tidak membuat pasokan elpiji menjadi langka sehingga merugikan konsumen.
Kini, harga elpiji 12 kg di toko penyalur di beberapa wilayah di Jakarta Rp 98.000-Rp 100.000 per tabung.
Konsumen berharap
Bagi konsumen, kenaikan harga elpiji 12 kg adalah hal yang wajar sebab selalu terjadi setiap tahun. Mereka hanya berharap pemerintah tidak menyusahkan dengan kelangkaan elpiji 12 kg di pasaran.
Resi (52), warga Slipi, Jakarta Barat, mengatakan, melonjaknya harga elpiji merupakan hal normal. Sebagai konsumen, dia hanya bisa mengikuti kenaikan harga itu. Selain itu, dia mengharapkan setiap kenaikan harga tidak diputuskan tiba-tiba.
Amir (27), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, meminta pemerintah memberikan sosialisasi merata sebelum menaikkan harga elpiji agar kenaikan harga itu bisa diterima masyarakat.
”Sosialisasi tersebut setidaknya membuat kita tahu dan tidak terkejut ketika membeli elpiji dengan harga yang berbeda,” kata Amir. (A05/A07)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.