Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Penguatan Rupiah Paling Tajam di Antara Emerging Market

Kompas.com - 17/02/2014, 18:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Chatib Basri menilai menguatnya rupiah terhadap dollar AS dalam dua hari terakhir disebabkan dua hal.

Dari sisi internal, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia kian menyempit. Saat ini CAD ada di level 3,2 persen dibanding Produk Domestik Bruto (PDB). Dari sisi eksternal CAD tersebut membawa sentimen positif pasar dunia terhadap Indonesia.

"Saya tidak mau klaim sepenuhnya ini dari neraca pembayaran Indonesia. Tapi kita harus mengakui yang menguat bukan cuma Rupiah, tapi juga Lira, Real, dan Rand yang berarti terjadi penguatan di emerging market. Dan kenaikan Rupiah paling tajam, dalam dua hari Rp 700," kata Chatib, di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (17/2/2014).

Tren penguatan rupiah diharapkan berlanjut jika CAD bisa dijaga, bahkan diturunkan lagi menjadi di bawah 3 persen. Chatib menjelaskan, secara historis, CAD memang akan membengkak pada kuartal II, namun kembali turun pada kuartal III dan kuartal IV, seiring menurunnya aktivitas impor.

Ia mencontohkan pada kuartal II- 2013 lalu saat defisit CAD menyentuh 4,4 persen, pasar mulai khawatir. "Itu yang membuat pasar nervous. Jadi kuartal-ii 2014 ini kecenderungannya naik, tapi kita jaga agar tidak lagi ke 4,4 persen," sambung mantan Kepala BKPM itu.

Pada pukul 12.02 WIB hari ini, Senin (17/2/2014), rupiah di pasar spot perkasa dengan kenaikan naik 1,17 persen menjadi Rp 11.682 per dollar Amerika Serikat (AS). Jika rupiah menguat terus, bisa jadi rupiah bisa menembus posisi Rp 11.500 per dollar AS.

Sementara akhir pekan lalu, tepatnya Jumat (14/2/2014), rupiah ada di posisi Rp 11.831 per dollar AS atau menguat dari sehari sebelumnya. rupiah sudah mencatat tren penguatan sejak awal Februari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com