Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Seni, Perusahaan Multinasional Bisa Dapat Insentif

Kompas.com - 18/02/2014, 09:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Insentif pajak tak melulu soal kehilangan penerimaan. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, insentif pajak untuk repatriasi profit bertujuan agar perusahaan multinasional berorientasi ekspor kembali menanamkan modalnya untuk investasi di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan mengingat saat ini yang menjadi perhatian pemerintah bukan hanya soal current account  (transaksi berjalan), tapi juga capital account (neraca modal).

"Saya ingin kalau investasi masuk jangan cuma pasar domestik, tapi juga ekspor. Kalau ada ekspor, dia repatriasi. Profit usahanya dia kembalikan dalam dollar AS saja, tidak ada pengaruhnya ke nilai tukar," terang Chatib, di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (27/2/2014).

Dalam satu, dua bulan mendatang, pemerintah akan melansir besaran insentif pajak untuk repatriasi profit tersebut. Chatib juga mengatakan, ketika program repatriasi profit berjalan, maka selanjutnya adalah mendorong perusahaan gencar membantu program kesenian dan beasiswa.

Chatib menjelaskan, jika perusahaan multinasional menganggarkan untuk mendukung program kesenian atau juga beasiswa ke luar negeri, maka akan diberikan pengurangan pajak signifikan senilai yang mereka keluarkan.

"Kalau di negara maju kenapa orang support museum, kesenian? Karena dapat insentif pajak besar," ujar mantan Kepala BKPM tersebut.

Saat ini di Indonesia sudah ada program seperti itu, namun pengurangan pajaknya baru sekitar 25 persen. Sebagai pembanding, Singapura memberikan pemotongan pajak 200 persen bagi perusahaan yang mau mengembangkan program seni-kebudayaan, serta pendidikan.

Lantaran tak menariknya insentif pajak yang diberikan Indonesia untuk ini, umumnya korporasi malas memberikan bantuan pada museum, lembaga kebudayaan atau beasiswa ke luar negeri.

"Makanya kita susah, mahasiswa Indonesia selama ini cari beasiswa dari lembaga luar kan. Kita harus ada insentif untuk kebudayaan" tukasnya.

Meskipun belum bisa memberikan besaran seperti di Singapura, Chatib berharap, program seperti itu perlahan-lahan bisa berkembang di Indonesia.

"Kalau saya sih, kalau waktunya memungkinkan ingin ke sana (seperti Singapura). Ingin didorong supaya orang berkesenian, berbudaya. Supaya orang jadi human," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com