Kepala Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdi menjelaskan sebagian wilayah KTI tersebut memang merupakan penghasil mineral. Sehingga, kawasan tersebut akan terkena pengaruh UU Minerba.
"Yang jelas ada perlambatan di wilayah-wilayah pengahasil sumber daya alam seperti Kalimantan dan Sulawesi," kata Doddy di Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Berdasarkan data BI, lanjut Doddy, pertumbuhan ekonomi KTI pada kuartal IV 2013 tercatat berada pada kisaran 6,6 persen sebagai angka paling rendah. Adapun Papua mencatat pertumbuhan tertinggi dengan capaian 23,8 persen.
"BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 di KTI akan berada di level 4,5 persen hingga 5,0 persen. Pertumbuhan secara nasional 2014 yang berada di level 5,8 persen hingga 6,2 persen," ujar Doddy.
Lebih lanjut, Doddy mengungkapkan perlambatan ekspor di KTI karena ada penyesuaian oleh pengusaha lokal dalam hal implementasi kebijakan UU Minerba. Penyesuaian itu berupa dibangunnya smelter-smelter untuk mendukung ekspor mineral, yakni untuk mengolah mineral mentah menjadi bahan jadi.
“Mereka perlu penyesuaian dengan pihak ekspor yang ada dan pembangunan smelter. Tahap awal pertumbuhan mineral lebih melambat,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.