Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salim dan Eka Tjipta Bukan Lagi Orang Terkaya Indonesia?

Kompas.com - 05/03/2014, 11:57 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Dari daftar orang terkaya yang Forbes rilis baru-baru ini, tercatat ada sekitar 19 orang Indonesia yang masuk daftar orang terkaya sejagat pada 2014 dengan nilai kekayaan di atas 1 miliar dollar AS. Secara total jumlah kekayaan orang Indonesia ini mencapai 47,65 miliar dollar AS.

Uniknya, dalam data tersebut (lihat tabel) ada beberapa pengusaha yang sudah tidak masuk daftar ini. Padahal jika menilik ekspansi bisnisnya,  pengusaha ini masih tergolong aktif berekspansi.

Sebut saja Anthony Salim dari Grup Salim yang punya perusahaan kakap seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Indomobil Group. Ada lagi Eka Tjipta Widjaja, pemilik Grup Sinarmas, yang tergolong aktif ekspansi di bisnis perkebunan dan properti.

Namun sejak terdepak dari daftar orang terkaya versi Forbes sejak 2013, hingga kini  kedua orang tersebut belum masuk kembali.

Tahir, pemilik Mayapada Group sekaligus pengelola Forbes Indonesia mengaku tidak tahu menahu penyebab tidak masuknya Anthony Salim dan Eka Tjipta. Menurutnya, daftar orang kaya ini langsung berasal dari majalah Forbes yang berpusat di New York.

“Di Forbes itu ada kebijakan, pemilik dan editor berbeda. Jadi, kami tidak boleh masuk ke ranah kerja editor," terangnya seperti dikutip \KONTAN, Selasa (4/3/2014).

Meski demikian, dalam daftar orang kaya Forbes 2014, nama Tahir masih tercatat berada pada peringkat 10 dengan kekayaan mencapai  1,85 miliar miliar dollar AS.

Namun, Tahir mengaku tidak menyangka namanya bisa kembali bertengger dalam jajaran pengusaha dunia ini. Menurutnya, dalam mengembangkan bisnisnya, ia tidak pernah memusingkan jumlah kekayaan yang dimilikinya. Kata dia, yang terpenting adalah kekayaan tidak untuk dihambur-hamburkan, tetapi untuk berbuat baik.

Pengamat manajemen, Ignatius Heruwarsito mengatakan, metode perhitungan kekayaan bisa bermacam-macam. Ada memakai aset plus pertumbuhan, ada pula yang menghitung aktiva plus pasiva. Dia menduga, Forbes menghitung dengan metode aktiva sama dengan utang plus modal.

Nah, tidak masuknya Eka Tjipta, menurut Ignatius, karena bisnis Sinarmas sedang berkembang di keuangan. Perusahaan keuangan punya ciri besar di aset. Tapi, itu kepunyaan pihak ketiga. (RR Putri Werdiningsih, Benediktus Krisna Yogatama)

Orang Terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2014

Nama     Posisi  Kekayaan  Perusahaan
 R Budi Hartono     1  7,6     Grup Djarum
 Michael Hartono     2  7,3  Grup Djarum
 Chairul Tanjung  3  4     CT Corp
 Sri Prakash Lohia  4  3,5  Indorama
 Peter Sondakh  5  2,8  Rajawali Group
 Mochtar Riady  6  2,4  Lippo Group
 Sukanto Tanoto  7  2,1  Grup Raja Garuda Mas
 Bachtiar Karim  8  2  Musim Mas
 Theodore Rachmat  9  1,85  Triputra Group
 Tahir   10  1,85  Mayapada Group

Orang Terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2013

R Budi Hartono 1 8,5 Grup Djarum
Michael Hartono 2 8,2 Grup Djarum
Sri Prakash Lohia 3 3,4 Indorama
Chairul Tanjung 4 3,4 CT Corp
Sukanto Tanoto 5 2,8 Grup Raja Garuda Mas
Peter Sondakh 6 2,5 Rajawali Group
Martua Sitorus 7 2 Wilmar Group
Tahir 8 2 Mayapada Group
Low Tuck Kwong 9 1,7 Bayan Resources
Theodore Rachmat 10 1,7 Triputra Group
* dalam miliar dollar AS    Sumber: Forbes, Riset KONTAN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com