Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bahan Bangunan Meroket, Indonesia Belum Darurat Konstruksi

Kompas.com - 05/03/2014, 17:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelemahan nilai tukar rupiah hingga mendongkrak harga material kontruksi, belum membuat Kementerian Keuangan mengambil kebijakan terkait hal tersebut.

Sampai saat ini kementerian yang dikomandoi oleh Chatib Basri tersebut belum juga mengeluarkan putusan kondisi darurat alias kahar konstruksi.

Hediyanto W Husaini, Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum mengatakan, Kementerian Keuangan belum berhasil menyimpulkan apakah pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini bisa membahayakan sektor konstruksi di dalam negeri atau tidak.

"Semuanya tinggal di Kementerian Keuangan," kata Hedi di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum Rabu (5/2/2014).

Hedi mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini memang telah memberikan pukulan telak kepada sektor jasa konstruksi. Hal ini mengingat, pelemahan nilai tukar tersebut telah mendorong kenaikan harga material konstruksi yang sebagian besarnya masih diimpor.

Oleh karena itulah, kata Hedi, dalam waktu satu bulan ini pemerintah akan mengumumkan keputusan yang akan diambil. Sebagai catatan saja, nilai tukar rupiah dalam hampir setahun belakangan ini memang terus melemah.

Jika dihitung dari periode Mei 2013 sampai Maret 2014 saja, tingkat pelemahan rupiah sudah mencapai 19 persen. Akibat kenaikan tersebut sejumlah material konstruksi naik tajam.

Berdasarkan perhitungan dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) sepanjang Mei 2013 sampai Oktober 2013 saja kenaikan harga material konstruksi sudah mencapai 4,5 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama empat tahun sebelumnya.

Tri Widjajanto, Ketua LPJKN beberapa waktu lalu mengatakan, kenaikan tersebut mengganggu pencapaian penyelesaian proyek konstruksi. Pasalnya, sejumlah pemasok material konstruksi cenderung menahan material mereka sampai kondisi rupiah membaik. (Agus Triyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com