Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Genggam Didominasi Produk Impor

Kompas.com - 06/03/2014, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pasar telepon genggam di Tanah Air hingga saat ini masih didominasi produk impor. Secara umum, perdagangan di kelompok industri elektronik pun masih defisit.

Menurut Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, di Jakarta, Rabu (5/3/2014), lebih dari 95 persen telepon genggam merupakan produk impor.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor kelompok industri elektronik pada tahun 2012 tercatat 9,444 miliar dollar AS. Adapun impor mencapai 16,702 miliar dollar AS sehingga terjadi defisit 7,258 miliar dollar AS.

Sebagai perbandingan, ekspor kelompok industri elektronik periode Januari-September 2013 sebesar 6,427 miliar dollar AS dan impor 12,618 miliar dollar AS. Jadi, defisit selama sembilan bulan pertama 2013 tercatat 6,190 miliar dollar AS.

Secara terpisah, General Manager IT Division Dyandra Promosindo Vista Limbong mengungkapkan besarnya potensi pasar gadget atau peranti elektronik. ”Saat ini, gadget mendominasi pasar teknologi informasi,” kata Vista pada jumpa pers Mega Bazaar Consumer Show (MBCS) 2014.

Pengunjung

Pada penyelenggaraan tahun lalu, pameran itu didatangi lebih dari 500.000 pengunjung dengan nilai transaksi lebih dari Rp 632 miliar. MBCS 2014 ditargetkan menarik 520.000 pengunjung dengan transaksi Rp 685 miliar.

Vista mengatakan, MBCS menghadirkan tiga zona untuk mengakomodasi keinginan dan kebutuhan pengunjung. Zona pertama seluas lebih dari 5.000 meter persegi digunakan untuk zona komputer dan elektronik.

Zona kedua sekitar 12.000 meter persegi digunakan untuk zona gadget dan aksesori. Adapun zona ketiga seluas 500 meter persegi diperuntukkan sebagai zona permainan dan hiburan.

Bersamaan dengan penyelenggaraan MBCS 2014, digelar pula Focus 2014 Jakarta Photo and Digital Imaging Expo. ”Berbagai merek terkemuka dunia di sektor industri fotografi ikut dalam Focus 2014,” kata Vice President Director Debindo Mitra Dyantama Soehoed Kosasih.

Lebih dari 100 merek mengikuti pameran industri fotografi tersebut. ”Beberapa merek, seperti Panasonic, Sony, dan Samsung, juga kembali ikut pameran kali ini,” kata Soehoed.

Ia mengatakan, kehadiran merek-merek besar diharapkan dapat memberikan pilihan bagi pengunjung. (CAS)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com