Setelah PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) dan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air), maskapai penerbangan Malaysia Air Asia juga berminat mengelola bandara.
"Tiga airlines itu (berminat)," ujar Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Herry Bakti, Rabu (12/3/2014).
Menurut Herry, ketiga maskapai berminat mengembangkan bandara dengan skema public private partnership (PPP). Dalam skema tersebut, maskapai harus melengkapi dokumen-dokumen untuk kemudian mengukuti tender pengembangan bandara.
"Dokumennya jadi, baru bisa mengajukan secara tulis berminat. Mereka yang ikut tender bisa bikin proposal pengembangannya seperti apa," lanjut Herry.
Sebelumnya, pemerintah menawarkan 10 bandara untuk dikelola oleh swasta, yaitu Bandara Raden Inten II (Lampung), Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Bandara Sentani Jayapura (Papua), Bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya), Bandara Mutiara (Palu), Bandara Matahora (Wakatobi), Bandara Hanandjoeddin (Bangka-Belitung), Bandara Juwata (Tarakan), Sultan Babullah (Ternate), dan Bandara Komodo (Labuan Bajo).
Sebelum akhirnya terpilih 10 bandara, Kementerian Perhubungan bersama Kementerian Keuangan dan Indonesia Infrastructure Finance (IFC) melakukan kajian terhadap sekitar 233 bandara di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.