Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Lagi, Harga Emas Dunia Kokoh di Level Tertinggi 6 Bulan

Kompas.com - 14/03/2014, 07:27 WIB

CHICAGO, KOMPAS.com -Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik untuk sesi keempat berturut-turut pada Kamis (13/3/2014) waktu setempat (Jumat pagi WIB), berakhir di tingkat tertinggi baru dalam enam bulan terakhir.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 1,9 dollar AS atau 0,14 persen menjadi di 1.372,4 dollar AS per ounce.

Data ekonomi AS yang dirilis Kamis mendukung harga emas. Klaim pengangguran mingguan AS turun ke tingkat terendah tiga bulan terakhir 315.000 dan penjualan ritel AS naik 0,3 persen pada Februari, kenaikan pertama dalam tiga bulan terakhir.

Namun demikian, data ekonomi AS yang positif mengalah terhadap meningkatnya ketegangan di Ukraina dan data ekonomi suram dari China. Analis pasar percaya bahwa Ukraina merupakan faktor utama penahan harga emas jatuh.

Produksi industri China pada Januari-Februari naik 8,6 persen tahun ke tahun, lebih rendah dari harapan pasar sebesar 9,5 persen dan penjualan ritel naik 11,8 persen tahun ke tahun, gagal memenuhi perkiraan kenaikan 13,5 persen.

Analis khawatir bahwa perlambatan ekonomi di China dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

Beberapa analis pasar berpendapat bahwa emas dapat mempertahankan tren kenaikan dengan latar belakang politik saat ini, sementara yang lain bersikeras emas tidak mungkin untuk naik lebih jauh kecuali berdiri di atas 1.376 dollar per ounce.

Sementara perak untuk pengiriman Mei turun 16 sen atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 21,198 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 3,1 dollar AS atau 0,21 persen menjadi ditutup pada 1.479,4 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com