Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Kemandirian Energi dan Pangan Syarat Bangsa Maju

Kompas.com - 14/03/2014, 11:38 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (14/3/2014) pagi, melakukan peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi Jawa Tengah.

Peletakan batu pertama itu ditandai dengan penekanan tombol sirine di PT Indonesia Power UBP, Tanjung Emas, Semarang Utara oleh Presiden dengan didampingi oleh Menteri Energi Sumber Daya Manusia Jero Wacik, Gubernur Jawa Tengah Ganjar  Pranowo, dan Direktur Utama PT PGN (Persero) Tbk Hendri Prio Santoso.

Dalam sambutannya Presiden Yudhoyono menyebutkan bahwa kebutuhan untuk kemandirian energi dan pangan merupakan salah satu syarat untuk menjadi bangsa yang maju dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa menjemput masa depannya...Oleh karena itu sejak dari sekarang kita harus bisa meningkatkan ketahanan pangan dan energinya," kata Presiden.

Presiden juga menekankan keperluan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi untuk mencapai itu semua.

Sementara itu, Menteri ESDM Jero Wacik menyampaikan bahwa peletakan batu pertama tersebut telah dinantikan pelaksanaannya selama delapan tahun.

Ia mengatakan gas merupakan masa depan di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak.

Namun, tambah dia, diperlukan pembangunan infrastruktur untuk menyalurkan gas tersebut ke masyarakat.

Pada kesempatan itu Jero juga mengatakan bahwa proyek Kalija tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Catur Darma Energi yaitu meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, mengurangi impor BBM, mendorong energi baru dan terbarukan serta hemat penggunaan energi.

Sedangkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik pembangunan proyek tersebut mengingat Jateng terancam krisis listrik di masa depan jika tidak ada penambahan sumber baru.

"Sangat disayangkan apabila ekonomi masyarakat terhambat karena kekurangan listrik," katanya.

Pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi Jawa Tengah mencakup proyek pipa transmisi Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I serta proyek distribusi gas di Jawa Tengah yang terbagi dalam tiga koridor dan Kalija tahap II.

Proyek pipa transmisi Kalija I sepanjang 207 kilometer menghubungkan sumber gas lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok milik PT PLN (Persero) dengan kapasitas gas 116 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Ada pun tiga koridor jaringan distribusi gas bumi Jawa Tengah adalah Koridor I yang meliputi Kendal-Semarang-Demak (48 km), Koridor II wilayah Ungaran (34 km) dan Koridor III di wilayah Pekalongan-Solo Raya-Pati (235 km).

Pembangunan pipa transmisi Kalija I dilaksanakan oleh PT Kalimantan Jawa Gas (PT KJG) dan  ditargetkan selesai pada kuartal ketiga 2015.

Sementara proyek pipa transmisi Kalija tahap II direncanakan sepanjang 1.200 kilometer yang menghubungkan sumber gas di Kalimantan Timur ke Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com