Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Maju Nyapres, Indonesia "Digempur" Dana Asing

Kompas.com - 19/03/2014, 12:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan pengalaman dua pemilu terakhir, terjadi rally atau kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara terus-menerus lantaran terdapat alirandana investor asing dengan jumlah signifikan.

Lantas, akankah hal itu terulang pada Pemilu 2014? Jos Parengkuan, Presiden Direktur PT Syailendra Capital, mengatakan bahwa Jokowi merupakan sosok yang tengah populer saat ini. Hasil jajak pendapat sebelumnya menunjukkan hampir 30 persen suara memilih Jokowi sebagai kandidat presiden 2014.

"Dari awal tahun hingga 18 Maret 2014, telah terjadi inflow (aliran) dana investor asing sebesar Rp 16 triliun. Jika dihitung sejak Jokowi diumumkan menjadi capres, telah terjadi inflow sebesar Rp 4,3 triliun dalam tiga hari terakhir perdagangan bursa," kata Jos, di Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Selama tujuh bulan terakhir pada 2013, telah terjadi outflow data investor asing sebesar Rp 48 triliun sejak The Fed mengurangi dana stimulusdan memburuknya data makroekonomi dalam negeri.

Namun, majunya Jokowi sebagai capres telah membuat pasar saham kembali bergairah, setidaknya hingga tiga hari terakhir. Total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia menjadi Rp 4.875 triliun per 18 Maret 2014, dari awal tahun ini Rp 4.215 triliun.

"Jika kita menggunakan asumsi inflow dana asing yang konservatif sebesar 2 persen saja untuk tahun 2014, artinya akan terjadi inflow terhadap IHSG sekitar Rp 84 triliun, atau tambahan inflow sebesar Rp 68 triliun sampai akhir tahun," ujarnya.

Catatan sejarah pemilu menunjukkan, IHSG melesat sesaat setelah pengumuman pencapresan tokoh yang menjadi harapan perubahan. Di pasar saham, dari pencalonan SBY sampai akhir tahun 2004, terdapat alirandana asing sebesar Rp 14 triliun. Level tertingginya terjadi pada 11 Mei 2006, yang terus mengalir hingga Rp 46 triliun.

Pada awal tahun 2004, nilai kapitalisasi pasar yang baru sebesar sekitar Rp 500 triliun. Artinya, total aliran dana asing hingga 11 Mei 2006 mencapai 9 persen dari market cap. Sementara itu, tahun 2009, aliran dana asing di pasar saham mencapai Rp 14 triliun. Hal ini terjadi setelah pasangan SBY dan Boediono mendapat perolehan suara 60,8 persen pada pemilu yang berlangsung satu putaran.

Sejak saat itu, dana asing terus membanjiri IHSG hingga level tertinggi sebelum krisis Eropa, yakni September 2011. Dana asing saat itu mencapai Rp 51 triliun.

Pada awal tahun 2009, nilai market cap baru sekitar Rp 1.086 triliun. Artinya, total aliran dana hingga September 2011 mencapai 4,7 persen dari market cap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com