Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, upaya tersebut, lantaran BUMN energi di Indonesia, PT Pertamina (Persero) tidak punya kemampuan untuk membangun kilang.
"Kita sangat serius untuk Irak ini. Kalau enggak, saya enggak mungkin ke Irak. Waktu berunding ada dua bom meledak. Kita sangat serius karena Pertamina sendiri enggak kuat," ujarnya Rabu (19/3/2014).
Hatta pun berharap segera ada realisasi pembangunan kilang, setelah penandatanganan nota kesepakatan antara Kementerian ESDM dengan Irak, di Bali beberapa waktu lalu. "Capek juga kalau MoU-MoU aja. Kapan dibangunnya," kata Hatta.
Sejauh ini beberapa investor dikabarkan meminati proyek kilang. Namun, lanjut Hatta, mereka meminta insentif yang tidak bisa diberikan karena melanggar undang-undang. Setelah diberikan tax holiday, calon investor memintak pajak perseroannya hanya dikenai 5 persen, padahal menurut peraturan perundang-undangan sebesar 38 persen.
"Rezim pajak kita tidak memberikan diskriminasi. Jadi, kalaupun tidak ada (investor) yang mau, enggak ada pilihan Pertamina harus bangun. Ini bukan hanya masalah ekonomi tapi menyangkut masa depan BBM kita," tegasnya.
Kebutuhan BBM tumbuh 8 persen per tahun dan hal ini cukup mengkhawatirkan. "Ke depan, walaupun kita punya uang belum tentu ada barangnya (minyak). Jadi, saya minta Menteri ESDM, kalau tidak (ada investor), (Pertamina) harus bangun (kilang)," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.