Pertama, kebiasaan membuat perencanaan keuangan. Terdengar membosankan, tetapi menurut Thomas Stanley dan William Danko dalam The Millionaire Next Door, para miliarder yang membangun kekayaannya sendiri memang rajin ke bank dan memupuk saldo rekening mereka.
Kedua, para miliarder ini tak memandang uang sebagai alat untuk membeli sesuatu, tetapi untuk ditabung atau diinvestasikan. Tips dari kebiasaan ini adalah menyisihkan setidaknya 10 persen penghasilan untuk ditabung, dimulai sedini mungkin.
Sekadar informasi, para miliarder menabung atau menginvestasikan 20 persen penghasilan mereka. Banyak ahli menyarankan menyisihkan 50 persen pendapatan untuk kebutuhan seperti cicilan rumah atau mobil, 30 persen untuk keinginan semacam membeli baju baru, dan menyisihkan 20 persen untuk ditabung atau diinvestasikan.
Kebiasaan berikutnya dari para miliarder tersebut adalah membuat daftar tujuan yang ingin dicapai. Orang-orang terkaya umumnya adalah pembuat daftar. Riset pengarang Thomas Corley berdasarkan kebiasaan orang-orang superkaya mendapatkan 81 persen miliarder membuat daftar cermat atas hal-hal yang harus dilakukan.
Corley mencatat hanya 9 persen orang miskin menyusun daftar serupa dengan para miliarder tersebut. Daftar tujuan itu akan menentukan arah kegiatan yang akan dilakukan. Lalu, para miliarder tersebut bekerja untuk diri mereka sendiri.
Berdasarkan data The Economist, sekitar setengah miliarder dunia memiliki bisnis sendiri. Hanya 16 persen yang menjadi miliarder karena warisan kekayaan. "Orang-orang kaya itu tidak pernah bergantung dari satu sumber pendapatan. Mereka menciptakan beberapa 'arus' pendapatan," kata pengarang The 10x Rule, Grant Cardone.
Sumber: www.nerdwallet.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.