Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Moneter AS "Obok-obok" Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 02/04/2014, 19:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) saat Federal Reserve mulai memangkas stimulusnya. Hal itu membuat ekonomi nasional "berbalik arah".

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan kebijakan moneter AS pada pertengahan tahun 2013 membuat perekonomian Indonesia berbalik arah.

"Kalau misalnya Bernanke (mantan Gubernur Bank Sentral AS) pada bulan Mei 2013 tidak mengumumkan pemangkasan stimulus, saya rasa capital inflow masih akan membanjiri emerging market (pasar negara-negara berkembang). Current account deficit kita yang besar 4,4 persen dari PDB dimaafkan oleh pasar," kata Mirza di Jakarta, Selasa (2/4/2014).

Menurut Mirza, perubahan signifikan pada perekonomian Indonesia terjadi setelah The Fed melalui Bernanke menyatakan perekonomian AS telah mengalami pemulihan. Untuk mengurangi ancaman inflasi, maka stimulus moneter harus dikurangi.

"Beberapa hari kemudian pasar langsung bergejolak. Terjadi perubahan cara pandang investor pasar keuangan internasional. Pasar kan kalau lagi senang, rasio-rasio yang keluar jalur dimaafkan, tapi kalau lagi sulit, rasio-rasio yang bagus pun dikritik," ujar Mirza.

Oleh karena itu, pada kondisi seperti itu muncullah istilah the fragile five. Negara ini, kata Mirza, memiliki beberapa permasalahan dalam perekonomian yang disoroti dunia.

"Negara-negara ini yang current account deficit-nya besar, fiscal deficit-nya besar, inflasinya tinggi, utang yang besar. Padahal saat itu kurs kita sangat stabil, saham naik berapa kali lipat. Sejak itu ada istilah the fragile five, Indonesia, India, Brazil, Afrika Selatan, dan Turki," jelasnya.

Terhitung masa yang dikatakan sulit itu, Mirza mengatakan Indonesia dipaksa harus hati-hati dalam mengambil kebijakan. "Karena ketergantungan Indonesia terhadap pendanaan dari luar besar sekali, yaitu 33 persen surat utang negara dibeli asing. Asing membiayai defisit fiskal kita," kata Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com