Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didominasi Penawar Asing, LPS Berharap BUMN Ikut Tawar Bank Mutiara

Kompas.com - 03/04/2014, 11:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengharapkan BUMN ikut dalam penawaran penjualan PT Bank Mutiara Tbk. Dengan semakin banyaknya tawaran dari pihak yang kredibel, maka bank eks Century tersebut akan lebih sehat di masa yang akan datang.

"Kami sangat ingin partisipasi bank lokal dan khususnya BUMN, Kami sangat mengharapkan karena tentunya semakin banyak yang masukan minat dan semakin banyak yang punya kredibilitas, tentunya nanti Mutiara bisa kita lepas kepada pembeli yang kredibel dan lebih sehat ke depannya," ujar Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Eksekutif LPS, di Kantor LPS Jakarta, Kamis (4/4/2014).

Sampai saat ini, penawaran bank Mutiara lebih didominasi oleh perusahaan asing yang berasal dari Malaysia, Jepang dan Republik Rakyat Tiongkok. Dengan batas akhir penyampaian minat tanggal 4 April 2014, LPS berharap sisa waktu tersebut dimanfaatkan oleh pihak lokal untuk mengajukan penawaran kepada PT Danareksa Sekuritas selaku Penasihat Keuangan LPS.

"Penawar lokal ada beberapa, tetapi mayoritasnya memang dari asing. Dengan begitu memang saya sampaikan bahwa perluasan masa penawaran ini kami sangat ingin partisipasi bank lokal khusunya BUMN," katanya.

Sebelumnya, sesuai dengan pengumuman pada media tanggal 3 Maret 2014, LPS melaksanakan proses penjualan saham PT Bank Mutiara dengan batas akhir penyampaian minat secara tertulis pada tanggal 4 April 2014 dan batas akhir pendaftaran serta kelengkapan dokumen pada tanggal 10 April 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com