Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Kaprah Beleid Mobil Murah

Kompas.com - 04/04/2014, 14:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Program mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) plus pemberian insentif pajak bagi para pabrikannya, mulai mendatangkan masalah. Program yang digadang-gadang pemerintah bisa menghemat subsidi bahan bakar minyak (BBM), kini bak bumerang. Sebab, pengguna LCGC juga memakai BBM bersubsidi.

Jauh-jauh hari sudah banyak yang mengingatkan  bahwa program mobil murah tidak akan efektif menekan subsidi BBM. Sebab, sulit dinalar bahwa pembeli mobil murah  ini  akan membeli bensin mahal.

Bukan hemat BBM yang didapat, justru subsidi BBM terancam makin bengkak. Belum lagi, efek kemacetan akibat LCGC laris manis. Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) penjualan LCGC dua bulan pertama 2014 mencapai 22.306 unit.

Tapi sekali lagi, kemeriahan pasar LCGC ini berbanding lurus dengan lonjakan pemakaian BBM bersubsidi. Badan Pelaksana Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) memperkirakan, penggunaan BBM bersubsidi tahun ini bakal mencapai 48,97 juta kiloliter (kl) atau rata-rata sekitar 4,08 juta kl atau naik 7,3 persen dibanding tahun 2013.
 
Sebagai catatan, tahun lalu, rata-rata pemakaian BBM subsidi sekitar 3,8 juta kl per bulan. Angka ini naik sekitar 2,5 persen dibandingkan dengan rata-rata bulanan pemakaian BBM bersubsidi tahun 2012.
 
Yang bikin pusing Menteri Keuangan Chatib Basri adalah banyak LCGC ini antre membeli BBM bersubsidi. Atas dasar inilah, Chatib yang sebelumnya mendukung LCGC, berkirim surat ke Menteri Perindustrian MS Hidayat. Chatib menagih janji Hidayat bahwa LCGC ini hanya bisa memakai bensin non-subsidi.
 
Rabu (2/4/2014) kemarin Chatib dan Hidayat bertemu untuk membahas sanksi bagi pengguna LCGC yang memakai bensin subsidi. Pemerintah mulai khawatir lantaran Gaikindo memprediksi penjualan mobil yang diklaim ramah lingkungan itu bakal mencapai 180.000 unit. "Ada beberapa usulan sanksi yang sedang dibahas bersama Pak Chatib," ujar Hidayat.
 
Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono menilai, solusi masalah ini hanya menaikkan harga BBM subsidi mulai tahun depan. Soalnya, tahun ini Indonesia sedang dalam tahap stabilisasi perekonomian. Kenaikan harga jual BBM bersubsidi ini bisa mengurangi beban anggaran subsidi pada tahun depan. (Adi Wikanto, Asep Munazat Zatnika, Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com