Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemenang dan Pecundang Akan Jelas Terlihat

Kompas.com - 05/04/2014, 12:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara akan segera terwujud dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai tahun 2015. Perusahaan survei Nielsen memprediksi akan terlihat dengan jelas antara pemenang dan pecundang dalam MEA.

Nielsen melihat negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia akan berkembang sebagai pusat-pusat bisnis regional.  Adapun negara-negara seperti Vietnam, Laos, dan Myanmar di-set untuk menjadi pusat-pusat manufaktur.

"Kami tahu sekarang ada banyak organisasi (perusahaan) mengevaluasi rantai usaha mereka. Mulai dari perubahan peran hingga lokasi sumber bahan baku dan input produksi. Dan juga kemana mereka akan mencari basis produksi mereka," kata Direktur Layanan Klien Regional (Asia Tenggara) Nielsen Regan Leggett seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (5/4/2014).

Sehingga, kata Leggett, perusahaan-perusahaan memanfaatkan perubahan yang terjadi di ASEAN tersebut untuk menciptakan efisiensi. Selain itu, mereka juga menyadari penghematan biaya akan mengembangkan manfaat yang kompetitif.

MEA memungkinkan lalu lintas barang, jasa, modal, dan tenaga kerja di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Integrasi ekonomi ini diyakini dapat dijadikan kesempatan bagi investor untuk memperluas bisnisnya dengan berinvestasi di kawasan Asia Tenggara.

"MEA menyediakan kesempatan yang sangat baik bagi investor, dengan pasar yang besar, ekonomi yang tumbuh sangat pesat. ASEAN adalah rumah bagi pertumbuhan yang pesat," kata Head of Global Markets Euromoney Conference Nicholas Hayward beberapa waktu lalu.

Namun demikian, Nicholas tak lupa menyebut beberapa tantangan yang masih harus dibenahi negara-negara ASEAN sebelum menghadapi MEA tahun depan. Ia mengungkapkan kebijakan yang harus dibuat secara progresif dan transparansi kebijakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com