"Dampaknya ke SMF bukan tidak ada, tapi kecil. Semoga BTN tetap berjalan di pembiayaan KPR. Kecuali ada perubahan kebijakan BTN tidak lagi "main" di perumahan," kata Raharjo berbincang dengan Kompas.com, Senin (21/4/2014).
Raharjo mengatakan belum tahu persis akan seperti apa bentuk BTN ke depan. "Hari ini kan masih RUPSLB," ujarnya.
Menurutnya, jika BTN tetap fokus dalam pembiayaan perumahan, akuisisi justru akan membawa dampak positif. Sebagaimana diketahui, kebutuhan perumahan masih sangat besar. "Kalau di bawah Mandiri, BTN tetap berkembang, ini akan bagus dampaknya ke kami sebagai pembiayaan sekunder, dan juga sekuritisasi," lanjut Raharjo.
Raharjo pun mengaku tak khawatir jika setelah diakuisisi nanti, BTN tak lagi menjadi debitor SMF, lantaran pendanaannya sudah dipenuhi induk, yaitu Bank Mandiri. "Kita tetap optimistis, karena nantinya Mandiri pun juga pasti butuh sekuritisasi," katanya.
Sebagai informasi saja, pada tahun 2013, BTN merupakan debitor terbesar bagi SMF dari 13 intitusi yang memberikan pinjaman terhadap lembaga pembiayaan ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.