Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Buru-buru Hapuskan Bea Masuk Kakao

Kompas.com - 23/04/2014, 12:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah belum sepakat perihal penghapusan bea masuk importasi kakao, karena belum yakin bahwa produksi kakao nasional tidak bisa mencukupi kebutuhan industri.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang PS Brodjonegoro menuturkan, tidak bisa terburu-buru untuk menghapuskan bea masuk kakao impor. "Jangan buru-buru mengusulkan bea masuk jadi nol, karena harus lihat dulu apakah masih ada bijih kakao yang diekspor," kata dia di Jakarta, Rabu (23/4/2014).

Menurut Bambang, jika ternyata masih banyak bijih kakao yang dieskpor lantaran harga di pasar luar lebih bagus dibanding pasar domestik, maka pemerintah seharusnya memberikan insentif pada industri dalam negeri. Dengan demikian, bijih kakao petani dibeli dengan harga yang menarik, dan ekspor bijih kakao pun bisa ditekan.

Selain itu, lanjut dia, ada pula pilihan untuk meningkatkan bea keluar kakao. "Ketiga, masalah jenisnya atau masalah kuantitas ini harus clear dulu. Terus terang ini belum clear sepenuhnya," ujarnya.

Bambang menambahkan, yang juga harus dipertimbangkan adalah volume jenis kakao yang tidak bisa diproduksi di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana menghapus bea masuk importasi kakao. Menurut pemerintah, masih ada defisit kakao untuk mencukupi kebutuhan industri, meski data antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan tidak selaras.

Sementara itu dari sisi jenisnya, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menuturkan, ada kakao jenis tertentu yang harus didatangkan untuk blending.

Ketua Umum DPP Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang menjelaskan, sejak industri hilir kakao tumbuh 2010, pengusaha sudah tahu bahwa produksi dalam negeri hanya sekitar 500.000 ton.

"Dan mereka juga tahu bea masuk impor dari dulu 5 persen. Sekarang siapa yang teriak untuk dijadikan nol? Saya pikir tidak semuanya teriak, hanya 1-2 saja mungkin, mereka susah dapat bahan baku,” ungkapnya, Selasa (15/4/2014).

Adapun kekhawatiran jika bea masuk kakao dihapuskan adalah pengusaha coklat lebih memilih kakao impor. “Mendapatkannya gampang, kualitasnya bagus lagi,” aku Zulhefi.

Sepanjang tahun lalu, kata dia, Indonesia masih bisa mengekspor 188.000 ton bijih kakao. “Yang saya khawatir, begitu keran impor dibuka, akan ada importir-importir buka gudang di Indonesia, mereka yang menyetok barang," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com