Direktur Laporan Pembangunan Dunia dari Bank Dunia Norman Loayza mengatakan rendahnya penggunaan produk asuransi di Tanah Air tersebut lantaran sulitnya regulasi asuransi yang diterapkan pemerintah Indonesia.
Karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang bekerja sendiri dan tidak berbagi risiko, akses asuransi rendah, serta pasar finansial terbatas. "Regulasi dan pemerintah ada hubungannya. Jadi harus menganalisa lebih dalam mengapa terlalu banyak orang Indonesia bekerja sendiri dan tidak ada asuransi," kata Norman dalam paparan Laporan Pembangunan Dunia di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Norman mengungkapkan, penggunaan produk asuransi di Indonesia masih kalah dengan Malaysia dalam hal pemberian asuransi, misalnya saja terhadap petani. Penggunaan jenis asuransi tersebut di Malaysia telah mencapai 70 persen, sedangkan di Indonesia nol persen.
"Thailand dan Turki merupakan contoh berhasil dengan inisiatif mereka mengarah ke program asuransi kesehatan universal," tulis Bank Dunia dalam Laporan Pembangunan Dunia.
Norman berpendapat seharusnya pemerintah Indonesia lebih mengembangkan industri asuransi. Tak hanya itu, diperlukan pula pembentukan sebuah lembaga yang khusus menangani pengelolaan risiko kesehatan secara independen sehingga tidak tercampur unsur politik.
"Misalnya dengan membentuk dewan risiko nasional. Nantinya dewan ini memberi panduan ke pemerintah. Dewan risiko ini independen dan bebas dari siklus politik," ucap Norman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.