Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Utang PLN Membengkak

Kompas.com - 25/04/2014, 15:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah membuat neraca utang membengkak.

Menurut Pamudji, rugi tersebut bersifat non cash alias non tunai dan membuat utang PLN terlihat naik. "Rugi kurs kita itu tiba-tiba utang kita bertambah, karena kurs berubah. Neraca utang bertambah karena utang kita dalam valuta asing, dollar AS dan yen. Begitu kurs berubah, utang kita bengkak dan neraca rugi," kata Pamudji di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (25/4/2014).

Pada dasarnya, ujar dia, bila PLN tidak mau rugi kurs maka perseroan tak perlu berutang dalam bentuk valuta asing. Dana hasil berutang pun digunakan perseroan untuk membangun berbagai pembangkit listrikdi Tanah Air.

"Antisipasinya, kalau tidak mau rugi kurs ya jangan utang dalam valas, utang rupiah semua. Ini utang untuk bangun pembangkit listrik. Kalau tidak dibangun ya bisa mati lagi, pakai petromaks lagi," ujar Pamudji.

Sumber pemberi utang terbesar diakui Pamudji berasal dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan lembaga JICA asal Jepang. Utang dari Jepang tersebut digunakan untuk membangun pembangkit listrik di Suralaya.

Adapun alasan PLN berutang dalam bentuk valuta asing lantaran pembiayaan dalam bentuk rupiah tidak mencukupi. "Kalau (utang dalam rupiah) rupiah tidak cukup ketersediaannya untuk membangun pembangkit listrik. Kapasitas rupiah kurang sekali," keluh Pamudji.

Sebagai informasi, PLN mencatat kerugian sepanjang tahun 2013 sebesar Rp 30,9 triliun. Utang jangka panjang PLN hingga akhir 2013 mencapai Rp 220 triliun sebelum diaudit. Sementara itu, jumlah utang perseroan mencapai Rp 466 triliun per 31 Desember 2013 sebelum diaudit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com