"Problem kita bukan hanya soal harga BBM saja, tapi juga ketersediaan BBM yang terbatas," kata Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningstyas kepada Kompas.com, pekan lalu.
"Dengan dilepas ke harga pasar, maka masyarakat akan jadi menghemat. Subsidi BBM diperlukan hanya untuk angkutan umum dan nelayan," imbuh Ketua Departemen Pendidikan dan Pembudayaan Nilai-nilai Kejuangan 45 Dewan Harian Nasional (DHN) 45 itu.
Darmaningtyas menambahkan, saat ini lifting alias tingkat produksi minyak mentah Indonesia tidak sampai 900.000 barrel per hari (bph). Tepatya, sebut dia, hanya di kisaran 800.000-an bph.
Artinya, kata Darmaningtyas, cadangan minyak Indonesia makin tipis. "Kalau tidak kita hemat, maka generasi mendatang yang kasihan tidak kebagian lagi," tutur dia.
Daripada ratusan triliun rupiah per tahun habis terbakar untuk bahan bakar kendaraan, dia berpendapat dana itu lebih baik dipakai untuk membangun infrastruktur pertanian, listrik, serta tranportasi laut, kereta, dan jalan.
Dana yang selama ini dialokasikan untuk subsidi BBM tersebut, imbuh dia, bisa juga dipakai untuk membangun pendidikan dan layanan kesehatan gratis. Bila subsidi BBM dicabut...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.