Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gagasan Pertanian Jokowi Sudah Banyak yang Ngomong, Tinggal Eksekusinya Saja.."

Kompas.com - 02/05/2014, 06:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan lebih banyak lagi yang dipikirkan Joko Widodo. Tak hanya soal bus transjakarta yang berkarat, namun kini Gubernur DKI Jakarta itu mulai memikirkan membangun sektor pertanian. Ya, sebagai bakal calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), pria yang akrab disapa Jokowi itu, mulai membuka visi-misi ekonominya.

Enam gagasan untuk pertanian pun digulirkan. Di sela-sela kunjungannya di kawasan pertanian Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/4/2014), Jokowi menyebut, perlunya pengamanan lahan pertanian agar tak dikonversi, pembangunan infrastruktur dan teknologi pertanian, pendampingan kepada para petani, serta adanya bank pertanian.

Sudah sangat lengkap nampaknya. Namun, adakah yang masih luput dari perhatian mantan walikota Solo itu? Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian di Universitas Lampung (UNILA), Bustanul Arifin, membenarkan enam gagasan yang digulirkan Jokowi itu. Tidak ada yang kurang menurutnya. Namun demikian, dia pun memastikan itu bukanlah hal baru.

"Siapa saja sering bicara seperti itu. Yang masyarakat tunggu sekarang itu adalah eksekusinya. Kedua, urusan diplomasi internasional," kata Bustanul dihubungi Kompas.com, Kamis (1/5/2014) malam.

Dia bilang, diplomasi internasional di sektor pertanian juga harus menjadi catatan pemerintahan yang akan datang. Itu, lanjut dia, bukan berarti Indonesia harus menganggap internasional itu sebagai musuh. "Tapi harus dipikirkan juga supply side produk pertanian kita," katanya.

Kata Bustanul, Indonesia memiliki potensi kelas menengah yang besar, dengan perilaku konsumtif yang juga tinggi. Apalagi, lanjut dia, anak muda sekarang tidak terlalu mempedulikan dari mana produk yang mereka konsumsi, apakah lokal atau impor. "Yang penting barangnya ada, syukur-syukur lebih murah, apalagi sudah menjadi lifestyle," kata dia.

"Jadi membangun pertanian itu harus dipikirkan dua sisi, supply side, dan demand side," katanya.

Senada dengan Bustanul, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori pun menyatakan, dari enam gagasan pertanian Jokowi, semuanya relatif sudah diketahui publik. "Artinya tidak ada yang baru. Walaupun tidak mudah mengeksekusi yang sudah disampaikan," kata Khudori kepada Kompas.com, Kamis malam.

Khudori menuturkan, selain pengamanan lahan agar tidak terjadi konversi, yang paling penting adalah perluasan lahan.

Dia bilang, diantara negara kawasan Asia, luas lahan pangan per kapita Indonesia paling rendah. Misalnya dibandingkan dengan Thailand, Vietnam, India, dan Tiongkok. "Filipina, dan Singapura tidak masuk perbandingan, mereka memang tidak memproduksi pangan, tapi impor," ujarnya.

Dia menambahkan, untuk menekan alihfungsi lahan, sebetulnya pemerintah telah memiliki payung hukum, yakni Undang-undang 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Namun, aturan turunannya belum dieksekusi dengan baik, seperti Perda soal tata ruang wilayah.

Kemudian, untuk gagasan bank pertanian, ia berharap pemerintah ke depan berani mengamandemen Undang-undang Perbankan. Hal itu lantaran di dalamnya hanya dikenal sistem bank umum dan BPR. Sementara sektor pertanian memiliki karakteristik pembiayaan sendiri.

Sementara itu, soal infrastruktur pertanian menurut Khudori juga harus diperbaiki. Kata dia, pembangunan infrastruktur masa orde baru terbilang baik. Sedangkan sejak reformasi hingga sekarang, tercatat sebanyak 52 persen infrastruktur pertanian, rusak.

"Kalau teknologi pertanian kita sebetulnya sudah banyak sekali riset, tapi kembali tidak menjamin hasil riset itu diimplementasikan. Ke depan, seharusnya ketika itu sudah dihasilkan, yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar itu didiseminasi, sehingga bisa diadopsi para petani," ucap Khudori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com