Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I-2014 Capai 5,21 Persen

Kompas.com - 05/05/2014, 11:50 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2014 sebesar 5,21 year on year, sedangkan secara kuartalan (q to q) tumbuh sebesar 0,95 persen.

Kepala BPS, Suryamin menerangkan, pertumbuhan sektor ekonomi tertinggi year on year ada pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,23 persen.

Menurut Suryamin, ini disebabkan angkutan laut tumbuh cukup bagus. Demikian juga dengan angkutan kereta api dengan adanya penambahan rute Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta beroperasinya jalur ganda.

“Komunikasi terjadi peningkatan akibat konsumsi ponsel, pelayanan data dan internet tumbuh bagus,” lanjut Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/5/2014).

Berikutnya, sektor konstruksi menduduki peringkat kedua pertumbuhan tertinggi year on year sebesar 6,54 persen. Dia menjelaskan, implementasi Undang-undang Mineral dan Batubara yang mengamanatkan pembangunan smelter membuat konstruksi tumbuh 6,54 persen.

“Kemudian terjadi banjir, maka ada pembangunan konstruksi, karena percepatan memperbaiki jalan,” imbuhnya.

Setelah konstruksi, sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh tertinggi keempat YoY sebesar, 6,52 persen. Suryamin mengatakan, pada kuartal I-2014 penjualan listrik cukup tinggi, pertumbuhannya sebesar 7,58 persen.

“Kemudian ada air bersih di mana terjadi peningkatan produksi air bersih yang diikuti oleh perbaikan PDAM sudah lumayan bagus, sehingga kebocoran air sudah dapat ditanggulangi,” terangnya.

Sementara itu, dibanding kuartal IV-2013, pertumbuhan tertinggi ada pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebesar 22,7 persen. Kemudian berturut-turut disusul sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan (2,19 persen), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (1,11 persen).

Suryamin menjelaskan, pertumbuhan subsektor pertanian didukung tanaman bahan makanan (tabama) seperti padi, palawija, dan hortikultura. “Pertumbuhannya kalau dibanding kuartal IV-2013 cukut tinggi, karena pada kuartal itu masa tanam, sedangkan kuartal I-2014 walaupun terjadi pergeseran panen, tapi Februari sudah ada yang mulai panen,” jelas Suryamin.

Menurutnya, untuk sektor peternakan, kehutanan, dan perikanan sebetulnya tidak cukup tinggi, tapi terdorong oleh subsektor pertanian dari tabama. Pertumbuhan subsektor keuangan didorong oleh lembaga keuangan nonbank dan jasa keuangan.

“Sementara untuk pengangkutan dan komunikasi ini juga tidak terlalu tinggi, ada sedikit penurunan dibanding kuartal I-2013 yang 1,20 persen, sementara pada kuartal IV-2013 ada natal, dan libur, dan sebagainya,” pungkasnya.

Adapun jumlah total produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2014 adalah Rp 2.401,2 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2000) adalah Rp 706,6 triliun. Untuk kuartal-IV 2013 sendiri PDB ADHB sebesar Rp 2.367,9 triliun, dan ADHK sebesar Rp 699,9 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com