Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Semua Pihak Ingin Mengintervensi Dirjen Pajak

Kompas.com - 06/05/2014, 15:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menanggapi bocornya data-data kawat diplomatik AS di WikiLeaks tentang sepak terjang Hadi Poernomo saat menjabat Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, pengamat dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menilai jabatan tersebut merupakan "lahan basah" untuk intervensi.

"Saya kira posisi Dirjen Pajak memang sangat strategis. Besar kemungkinan intervensi itu terjadi," kata Prastowo ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (6/5/2014).

Tak usah jauh-jauh menyoroti negara asing yang berupaya mengintervensi, asosiasi pengusaha pun sebenarnya merupakan kelompok kepentingan yang memiliki akses dan pengaruh untuk dapat mengintervensi Dirjen.

"Pengusaha atau investor, kata dia, tentu saja punya kepentingan untuk mengintervensi Dirjen Pajak. Pergantian pejabat sangat mungkin jadi bagian diplomasi atau negosiasi antar negara. Jika dikaitkan dengan pajak, tentu kepentingan pengusaha atau investor ini besar," ujar Prastowo.

Asosiasi maupun pengusaha-pengusaha besar diakuinya sudah biasa melakukan lobi dan intervensi. Mereka akan menyokong kandidat Dirjen Pajak yang "bersahabat" sehingga mampu menggolkan kepentingan mereka.

"Asosiasi pengusaha dari negara-negara yang investasinya besar dan pengaruhnya luas sudah biasa melakukan lobi-lobi termasuk menyokong kandidat Dirjen Pajak yang friendly terhadap mereka. Atau setidaknya punya track record baik bagi mereka," paparnya.

Praktek semacam itu, kata Prastowo, sudah lama terjadi. Akan tetapi, yang perlu didalami adalah apakah laporan yang ditulis dalam kawat diplomatik AS tersebut merupakan intervensi alias memaksa atau meminta. Di samping itu, keakuratan data yang dipaparkan dalam WikiLeaks pun harus diteliti. "Kalau bisa diteliti akan lebih baik untuk akurasi dan validitas," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com