"Saya katakan ada kemiripan. Saya malah mencurigai ada agenda yang tidak pernah jelas dan ada upaya untuk melakukan pencurian secara diam-diam," kata Satya di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Satya mensinyalir terjadi insider trading dalam isu akuisisi tersebut. Ia menyebut saham BTN "digoreng" dari Rp 800 per saham menjadi Rp 1.300. Dengan isu akuisisi Pegadaian oleh BRI, kata dia, otomatis harga saham BRI akan naik.
"Sangat untung dong. Kita 51 persen dalam tempo hanya tiga bulan kan isu ini. Main isu saja sudah 51 persen," sebut Satya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pada kasus rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri yang disebut-sebut bertujuan untuk mempersiapkan perbankan Indonesia yang kuat dalam menghadapi pasar bebas ASEAN. Akan tetapi, dalam kasus rencana akuisisi Pegadaian oleh BRI, tak terlihat tujuan yang jelas.
"Kalau itu memang direncanakan dengan matang kan harusnya bicara dari kemarin-kemarin dong. Kenapa kok sekarang begitu BTN presiden menolak (penggabungan) BTN dengan Bank Mandiri, sekarang kok tiba-tiba muncul ide Pegadaian dengan BRI," ujar Satya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.