Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Lokal Siap Isi 20 Persen Pasar Ponsel

Kompas.com - 07/05/2014, 09:57 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kementerian Perindustrian (Kemperin) menargetkan impor ponsel tahun ini turun. Pasalnya, produksi dalam negeri meningkat. Setidaknya, 20 persen dari permintaan ponsel di tahun 2014 akan disuplai oleh buatan lokal.

Tahun lalu, permintaan ponsel di dalam negeri sebanyak 60 juta unit. Sebanyak 95 persen atau sekitar 57 juta unit dipenuhi dari impor. Sementara, produksi dalam negeri hanya menyumbang 5 persen. Jumlah ini setara dengan 3 juta unit. 

Pada 2014, produksi ponsel diharapkan sesuai dengan kapasitas terpasang sekitar 500.000 unit sampai 600.000 unit per bulan. "Setahun, produksi nasional bisa mencapai 5 juta sampai 6 juta ponsel," ujar Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kemperin, Selasa (6/5/2014).

Budi yakin produksi dalam negeri meningkat karena di tahun ini, Indonesia akan kedatangan investor yang siap untuk membangun pabrik pembuatan ponsel.

Salah satu investor yang dipastikan untuk membuka pabrik tahun ini adalah Haier. Perusahaan asal China ini siap menginvestasikan 800.000 dollar AS untuk mendirikan pabrik perakitan ponsel di Cikarang, Jawa Barat.

Selain Haier, ada pula investor asing asal Amerika Serikat yaitu Jabil, yang sedang menjajaki pembukaan pabrik di Indonesia. Perusahaan komponen elektronik asal Amerika Serikat ini akan menginvestasikan dana sekitar 60 juta dollar AS untuk investasi awal dan pembukaan pabrik di Indonesia.

Utilitas pabrik naik

Saat ini, baru ada empat pabrik perakitan ponsel, yakni Polytron, Advan, Evercoss, dan Mito. PT Polytron berniat untuk meningkatkan utilitas pabriknya. Saat ini, Polytron memiliki dua lini produksi. Masing-masing lini produksi mempunyai kapasitas terpasang 100.000 unit per bulan atau 2,4 juta unit per tahun. Namun, dari kapasitas terpasang ini, utilitas pabrik Polytron baru 30 persen. Satu lini memproduksi ponsel 30.000 unit per bulan.

Santo Kadarusman, Public Relation and Marketing Event Manager PT Hartono istana Teknologi mengatakan, produksi akan naik jika permintaan meningkat. "Semoga kapasitas produksi kami bisa terpakai maksimal hingga 2,4 juta setahun," kata Santo.

Menurut Santo, untuk mendongkrak industri ponsel, pemerintah harus berkomitmen terhadap kebijakan pajak barang mewah (PPnBM). Santo memproyeksikan, PPnBM akan memacu produsen lokal untuk menggeber produksinya dan menurunkan impor.

Selain Polytron, merek lain yang juga mengerek produksinya adalah Advan. PT Arga Mas Lestari, pemilik merek Advan memiliki pabrik berkapasitas 50.000 unit per bulan untuk memproduksi sabak digital (tablet) dan ponsel. Di bulan Mei, perusahaan berencana supaya kapasitas produksinya naik menjadi 100.000 unit per bulan.

Sementara itu, pabrik perakitan ponsel milik Mito Mobile di Tangerang siap beroperasi pada pertengahan tahun ini. Adapun kapasitas terpasang produksinya bisa mencapai 1 juta unit per tahun. (Benediktus Krisna Yogatama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com