Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Produksi, Aqua Akan Tambah 10 Pabrik

Kompas.com - 08/05/2014, 20:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen air minum kemasan terbesar di Indonesia Danone Aqua berencana menggandakan kapasitas produksi tahunan sebanyak 20 miliar liter dalam 3-5 tahun ke depan. Rencana ini dilakukan untuk menangkis naiknya persaingan dan memenuhi lonjakan permintaan.

Langkah bisnis Danone Aqua itu disampaikan oleh Charlie Cappetti, Presiden Direktur Danone Aqua yang dikutip dari Reuters, Kamis (8/5/2014). Keputusan Danone itu menyusul sengitnya persaingan dengan kompetitor di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, salah satu perusahaan makanan dan minuman global, termasuk Asahi Group Holdings Ltd dan Coca - Cola Co kian ekspansif di Indonesia.

Saat ini, perusahaan asal Prancis itu menguasai 40 persen pasar air minum kemasan di Indonesia. Selain mengembangkan merek yang sudah ada, Danone Aqua berencana meluncurkan produk baru guna meningkatkan pangsa pasarnya.

Saat ini, Danone Aqua berinvestasi sekitar 100 juta dollar AS per tahun di Indonesia dan mengoperasikan 17 pabrik Aqua Dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan, Aqua berencana untuk membuka 10 pabrik lagi.

"Pasar Indonesia berubah dengan cepat. Investor Jepang sudah datang dan ada banyak dana yang mau investasi dan masuk pasar air kemasan," kata Cappetti. Menurutnya, banyak orang mulai menemukan peluang bisnis air minum di Indonesia.

Pada Oktober tahun lalu, Asahi asal Jepang memutuskan membuat perusahaan air minum kemasan bersama dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Gabungan dua kekuatan bisnis itu dilakukan untuk menyaingi merek mapan yang saat ini dikuasai Danone dengan mertek Aqua. Selain Aqua, ada merek milik AdeS milik Coca – Cola yang juga sudah terbilang mapan juga.

Konsultan pasar Euromonitor International memproyeksikan, tahun 2018 nanti, nilai pasar air minum kemasan Indonesia melonjak 66,1 persen menjadi Rp 44,9 triliun atau setara dengan 3,9 miliar dollar AS.

"Pasar air kemasan di Indonesia meningkat karena ada persaingan dan naiknya tingkat konsumsi air kemasan," kata Janice Wung, analis riset untuk energi dan lingkungan di konsultan Frost & Sullivan.

Tak Ada Kampanye Anti botol Air

Salah satu penyebab naiknya pasar air minum kemasan di Indonesia adalah, masyarakatnya yang permisif terhadap kemasan. "Kampanye anti botol air hampir tidak ada, bandingkan dengan Amerika Serikat dan Eropa yang sangat menentang kemasan air plastik,” kata Wung.

Maka itu kata Wung, tak adanya kampanye negatif membuat industri air kemasan di Indonesia berkembang dengan pesat dan mengurungkan perusahaan air minum global. (Asnil Bambani Amri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com