“Jangan sampai kemudian karena kita kurang hati-hati menjaga ekonomi ini yang terjadi adalah krisis. Karena misalnya kredit masih terlalu tinggi, likuiditas susah, nanti ada bank yang kolaps. Itu lebih berat pengaruhnya daripada pertumbuhan slowdown dari 5,8 persen menjadi 5,2 persen, misalnya,” jelas Bambang, di Kantor Kemenkeu, Jumat (9/5/2014).
Bambang mengatakan, menjaga stabilitas itu penting agar tidak terjadi kejutan-kejutan yang akhirnya membuat perekonomian Indonesia tidak bisa bergerak leluasa. Menurutnya, ekonomi yang stabil lebih bisa meredam perlambatan pertumbuhan yang mungkin terjadi.
“Stabilitas lebih penting karena jika kita tidak jaga benar, yang kita khawatirkan nanti krisis. Belajar dari krisis 1998, 2008, krisis itu enggak terjadi dalam 1 semester , 1 kuartal, 1 bulan, (tapi) hitungannya hari,” ucapnya.
Memang, lanjut Bambang, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang bisa jadi berlanjut pada kuartal kedua bakal berdampak ke berbagai aspek, termasuk tenaga kerja. “Ya pasti pengaruhnya ke mana-mana. Kita kalau mau perbaiki masalah kemiskinan, pengangguran, harus ada pertumbuhan ekonomi dulu. Tapi sekarang ini prioritas kita adalah stabilitas,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2014 yang hanya mencapai 5,21 persen, disebabkan salah satunya ekspor yang drop akibat implementasi UU Minerba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.