Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghematan APBN, CT Hapus Pos Belanja Kendaraan Dinas

Kompas.com - 20/05/2014, 09:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam kurun waktu lima bulan ini, Menko Bidang Perekonomian Chairul Tandjung (CT) akan memperbaiki fiskal semaksimal mungkin sebagai langkah penghematan anggaran. Salah satu yang menjadi opsi penghematan anggaran pemerintah adalah pemangkasan pos belanja kementerian/lembaga.

“Contohnya pembangunan gedung pemerintahan di Kementerian/Lembaga dan penyediaan kendaraan dinas. Saya minta untuk dihilangkan untuk tahun 2014 ini. Tidak ada lagi pos pembangunan gedung dan pos kendaraan dinas, dan renovasi kantor dan lain sebagainya. Dan itu bisa menghemat 10 persen dari pada seluruh anggaran pembangunan,” ungkap pengganti Hatta Rajasa itu ditemui usai rapat koordinasi, Senin malam (19/5/2014).

CT memastikan anggaran yang tidak memiliki efek terhadap pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan kemiskinan dan lain sebagainya juga akan pangkas. Meski begitu, lanjut dia, semuanya diserahkan kepada persetujuan DPR.

Menurutnya, rencana penghematan ini nantinya akan dimintakan pertimbangan dan persetujuan DPR, karena pemerintah tidak memiliki hak budgeting. “Kita berharap DPR juga bisa memahami apa yang terjadi dan saya harapkan betul-betul sesuai dengan apa yang kita harapkan,” ujarnya.

Selain pos pembangunan gedung, dan pengadaan kendaraan dinas, dia memastikan juga akan memangkas anggaran perjalanan dinas. CT mengatakan, pemotongan anggaran ini sudah masuk dalam perhitungan APBN-P yang diserahkan kemarin, dan akan dibahas bersama DPR hari ini.

Rencana APBN-P termasuk penghematan anggaran ini dilakukan pemerintah lantaran nilai tukar rupiah yang meleset dari asumsi awalnya sebesar Rp 10.500 per dollar AS.

Perbaikan fiskal ini dengan membuat APBN-P ini, tutur CT, terdiri dari dua hal. Pertama adalah efektifitas penerimaan. CT mengatakan, pemerintah masih berharap ada sumber-sumber penerimaan yang mungkin bisa digali semaksimal mungkin. Kedua, pemotongan anggaran.

“Kita prioritaskan kepada yang tidak memiliki efek kepada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat,”katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com