Menurut Agus, di tengah meningkatnya tantangan global dan domestik pada tahun 2013 lalu inflasi semula diprediksi dapat mencapai dua digit sebagai akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Akan tetapi, pada kenyataannya inflasi mampu dikelola dengan baik oleh BI dan pemerintah, sehingga inflasi dapat terjaga pada posisi 8,3 persen.
"Ini tidak lepas dari komitmen, kerja keras, dan dukungan dari 233 Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah terbentuk hingga saat ini," kata Agus pada acara Rakornas TPID V di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu (21/5/2014).
Agus menyebut, berbagai upaya konkret telah dilakukan oleh TPID dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah sebagai upaya pengendalian laju inflasi. Ia memberi contoh adalah pemberian subsidi ongkos angkut pasokan pangan di Jawa Timur.
"Ada juga penambahan kapasitas bongkar muat di pelabuhan di Kupang, pemberlakuan sistem resi gudang di Cirebon, konversi bahan bakar gas (BBG) bagi nelayan di Gorontalo, dan komunikasi di TPID-TPID di kawasan Sumatra untuk mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi," ujar Agus.
Berbagai upaya tersebut disebut Agus mampu meredam dampak kenaikan BBM menjadi lebih kecil dibandingkan pada tahun 2005 dan 2008 lalu. Informasi saja, kenaikan harga BBM subsidi pada tahun-tahun tersebut berdampak pada meroketnya tingkat inflasi.
"Pada tahun 2005 dan 2008 inflasi masing-masing 11 dan 17 persen. Perkembangan terakhir inflasi membaik. Sejalan dengan target capaian inflasi pada sepanjang tahun 2014 mencapai 4,5 plus minus 1 persen," jelas Agus.
Hari ini pemerintah melalui Bank Indonesia (BI), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Dalam Negeri mengadakan Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Rakornas ini antara lain dihadiri para gubernur, walikota, dan bupati dari seluruh Indonesia. Turut hadir pula Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Pertanian Suswono, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.