Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimistis Jadi Bank Besar, Ini Strategi BTN

Kompas.com - 24/05/2014, 15:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero), Maryono bertekad memenuhi kebutuhan perumahan rakyat. Dia mengatakan, setelah pemerintah mengesahkan Rancangan Undang-undang, perseroan optimistis mampu menyediakan perumahan rakyat.

"Dalam 20 tahun ke depan, Tapera akan mengumpulkan Rp 1.246 triliun, dan anggota Tapera sebanyak 19 juta," kata dia ditemui di sela-sela BTN Property Award 2014, di Jakarta, Jumat (23/5/2014).

Maryono mengatakan, pembiayaan perumahan tersebut mampu dicukupi oleh BTN. Selain bertekad menyediakan rumah rakyat bersubsidi, BTN juga akan meningkatkan pembiayaan rumah non subsidi.  Pembiayaan rumah non subsidi ini akan diakselerasi dengan menggandeng korporasi serta pemerintah daerah.

Maryono mengatakan, selama ini penawaran rumah non subsidi dilakukan kepada individu. Nantinya, dengan menggandeng perusahaan-perusahaan, kredit rumah nonsubsidi bisa dengan skema kolektif.

Di sisi lain, pemerintah daerah (pemda) juga diyakini ingin melakukan banyak pembangunan di daerahnya. Untuk itu, Maryono mengatakan, BTN akan bekerjasama dengan pemda, di mana pemda lah yang menyediakan lahan atau tanah perumahan.

"Bank BTN akan jadi Bank BTN yang besar," tegasnya.

Kondisi Saat Ini Kebutuhan perumahan di Indonesia masih belum tercukupi, terlihat dari angka kekurangan (backlog) yang sebesar 15 juta unit, dengan pertumbuhan sebanyak 400.000 unit per tahun.

Maryono menjelaskan, hingga saat ini BTN telah membangun rumah bersubsidi dan nonsubsidi sebanyak 3,5 juta unit di seluruh Indonesia. Sebanyak 94 persen diantaranya ditujukan untuk perumahan rakyat.  BTN melaksanakan tugas dari Kementerian Perumahan Rakyat.

Bank yang hendak diakuisisi oleh PT Bank Mandiri itu, dalam laporan keuangan 2013 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,56 triliun. Angka ini tumbuh 14,53 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp 1,36 triliun.

Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), perseroan mencatat peningkatan 19,24 persen menjadi Rp 96,21 triliun tahun 2013. Tahun 2012, DPK perseroan hanya mencapai Rp 80,68 triliun.

Adapun aset BTN tahun 2013 mencatat pertumbuhan 17,38 persen sebesar Rp 131,7 triliun dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp 111,7 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan BTN 2013, rasio kredit bermasalah netto bank tersebut mencapai 3,04 persen dan NPL gross sebesar 4,05 persen, tertinggi di antara tiga bank BUMN lainnya, yakni NPL Bank Mandiri (0,58 persen), BNI (0,5 persen), dan BRI (0,34 persen). Nilai kredit macet BTN sepanjang tahun lalu sebesar Rp 3,15 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com