Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Krisis Energi, Pohon Aren Disarankan untuk Dikembangkan

Kompas.com - 02/06/2014, 14:50 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cadangan minyak nasional diprediksi akan habis sebelas tahun lagi. Dengan demikian, kebutuhan akan energi terbarukan sangat mendesak untuk kebutuhan konsumsi energi nasional yang semakin meningkat.

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djoyohadikusumo mengatakan, sudah seharusnya etanol yang dihasilkan dari pohon aren bisa dimanfaatkan untuk mengakhiri krisis energi nasional saat ini.

"Kita beri solusi dengan pengembangan energi terbarukan lewat etanol pohon aren. Kita akan beri program penanaman hutan yang rusak dengan pohon aren," ujar Hashim Djoyohadikusumo dalam sarahsehan yang diadakan Institut Garuda Nusantara dengan tema Kedaulatan Energi Syarat Mutlak Ketahanan Bangsa di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (2/6/2014).

Hashim menjelaskan, setiap hari, 70 pohon aren per hektar menghasilkan rata-rata 13 liter dengan konsentrasi gula 11 persen jika dikalikan 365 hari dalam setahun dapat memproduksi 36,5 ton gula.

Jika hasil tersebut dikonversi ke etanol, maka akan dìasilkan 24.000 liter bahan bakar per hektar atau setara dengan 82 barel minyak. Kebutuhan BBM nasional saat ini mencapai 1,4 juta barel. Jadi, menurut Hashim dibutuhkan 6,2 juta hektar lahan hutan aren campuran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sementara itu, Ketua Yayasan Masarang sekaligus ahli kehutanan, Willie Smits mengatakan bahwa pohon aren adalah harta karun. Menurutnya, pohon aren adalah pohon yang paling besar menangkap energi panas matahari yang berpotensi besar dijadikan etanol.

"Pohon aren adalah harta karun, pohon yg juara dalam fotosintesis atau penangkap energi sumber matahari. Aren ini memiliki produktifitas yang tinggi," tandas peneliti yang sudah tinggal di Indonesia sejak tahu 1985 tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com