Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Pangkas Outlook Ekonomi Dunia

Kompas.com - 11/06/2014, 09:06 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com -
Bank Dunia memangkas prediksi pertumbuhan global dengan alasan outlook pertumbuhan ekonomi AS, Rusia, dan China semakin melemah.

Berdasarkan rilis resmi Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global diramal akan tumbuh 2,8 persen pada tahun ini. Sebagai perbandingan, pada prediksi yang dibuat Januari lalu, bank yang berbasis di Washington ini memproyeksikan pertumbuhan sebesar 3,2 persen.

Selain itu, Bank Dunia juga menurunkan prediksi pertumbuhan sejumlah negara. Misalnya saja, ekonomi AS diturunkan dari 2,8 persen menjadi 2,1 persen. Sementara, outlook pertumbuhan Brazil, Rusia, India, dan China juga diturunkan.

Nah, untuk sementara waktu, Bank Dunia tidak mengubah prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi global di 2015 yakni sebesar 3,4 persen.

"Perekonomian global mendapat guncangan pada awal tahun ini yang dipicu oleh cuaca buruk di AS, turbulansi pasar finansial, dan konflik di Ukraina. Selain pelemahan pada awal tahun, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan terus melaju seiring perkembangan yang berlangsung tahun ini," jelas Bank Dunia dalam laporan bertajuk Global Economic Prospects.

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia juga mengingatkan kepada emerging market untuk siaga atas kondisi finansial dunia. Bank dunia merekomendasikan bagi negara-negara emerging untuk menurunkan nilai defisit anggaran, menaikkan tingkat suku bunga dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendongkrak produktivitas.

Kebijakan the Fed

Di AS, petinggi the Federal Reserve telah mengindikasikan tingkat suku bunga acuan mereka masih akan rendah hingga tahun depan.

Kebijakan the Fed ini sangat mempengaruhi perekonomian emerging. Sebagai contoh, dalam setahun terakhir, aset-aset emerging baru saja pulih dari aksi jual yang dipicu oleh rencana the Fed memangkas nilai stimulus mereka (tapering off) pada Mei 2013 lalu.

Ekonom Bank Dunia Andrewn Burns berpendapat, nengara-negara emerging harus memperkuat perekonomian mereka sebelum the Fed menaikkan suku bunga acuannya.

"Nasihat kami kepada negara emerging adalah kalian memiliki waktu setahun untuk mengurangi kerentanan ekonomi saat ini. Saat suku bunga AS dinaikkan, maka Anda sudah bersiap diri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com