Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merpati Nusantara Tak Kunjung Mendapatkan Investor

Kompas.com - 12/06/2014, 10:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak berhenti beroperasi Februari 2014, nasib PT Merpati Nusantara masih belum menunjukkan titik terang. Meski sertifikat laik terbang atau air operator certificate (AOC) sudah hampir habis, maskapai plat merah ini belum bisa terbang.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan hingga kini tetap bersikukuh Merpati harus membentuk anak usaha baru untuk bisa bertahan hidup. "Nantinya anak perusahaan ini tidak perlu beli pesawat, tidak perlu menyediakan modal kerja, karena yang menyediakan partner-nya," katanya saat ditemui di DPR, Rabu (11/6/2014).

Lucunya, Dahlan masih belum mengetahui siapa mitra bisnis Merpati. Yang jelas, dua calon investor yaitu PT Bentang Persada dan PT Amagedon Indonesia batal bergabung, karena rencana penerbangan ke Jeddah tidak mendapatkan izin Kementerian Perhubungan (Kemhub).

Dahlan bilang, saat ini tak ada yang mau bekerjasama dengan Merpati karena punya utang segunung. Namun ia tidak patah arang. Saat ini Dahlan tengah menugaskan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk menyusun rencana bisnis Merpati yang baru.

Tapi, sebelum rencana bisnis rampung disusun, Dahlan tak sepaham dengan opsi pengoperasian penerbangan perintis yang diusulkan PPA. Menurutnya, bisnis ini akan susah bersaing dengan maskapai lain. "Berat karena pesawat Merpati MA 60 harus bersaing dengan ATR milik Wings Air yang lebih hemat bahan bakar," paparnya.

Ia justru menyarankan agar PPA kembali memperbaiki rencana awal untuk mengoperasikan penerbangan umroh ke Jeddah. Soalnya, dari segala opsi yang ada, opsi inilah yang ia klaim bisa dikerjakan Merpati. Bila rute ke Jeddah beroperasi, lama kelamaan Merpati bisa menerbangkan lagi rute domestiknya.

Selain itu, Dahlan juga mengalami kesulitan mencari pengganti Direktur Utama Merpati Nusantara Captain Asep Eka Nugraha yang dianggap kurang kompeten oleh wakil rakyat. "Pak Ketut (I Ketut Mardjana) mantan direktur utama Pos Indonesia misalnya. Saya rayu tapi juga enggak mau," timpalnya. (RR Putri Werdiningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com