Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: Prabowo-Hatta Neolib Sejati

Kompas.com - 16/06/2014, 07:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden dan calon wakil presiden RI nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, boleh saja mengklaim programnya berwatak kerakyatan dan nasionalistis.

Namun, Faisal Basri, Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, menilai pasangan tersebut justru mewakili kubu pemikiran ekonomi neoliberalisme.

Penilaiannya bukan tanpa alasan kuat. Faisal menuturkan, program ekonomi Prabowo-Hatta intinya ingin menaikkan pertumbuhan ekonomi yang dipasrahkan kepada mekanisme pasar.

"Mereka (Prabowo-Hatta) itu neolib (penganut kebijakan ekonomi neoliberal) sejati, menyerahkan ekonomi kepada pasar," ujar Faisal Basri, Minggu (15/6/2014).

Menurut Faisal, target Prabowo-Hatta untuk mengusahakan pertumbuhan ekonomi sampai di atas 7 persen tidak proporsional.

Sebab, kata dia, banyak infrastruktur ekonomi nasional tengah rusak dan tak bisa digenjot untuk memenuhi target fantastis tersebut.

"Ibaratnya, kita sedang cacingan dan sakit kepala, disuruh lari cepat, hampir tidak bisa," ungkap Faisal.

Faisal menjelaskan, meningkatkan jumlah produksi nasional dan konsumsi masyarakat bakal menjadi cara Prabowo-Hatta menaikkan pertumbuhan ekonomi.

"Itu mengerikan. Mendorong konsumsi sekaligus produksi tidak bisa terjadi. Pasalnya, banyak sektor di dalam negeri, seperti perdagangan pangan sampai migas, masih dalam tahap defisit. Perdagangan manufaktur, migas, defisit, kita konsumsi lebih banyak barang dari impor, kita melihat inkosistensi itu," katanya. (Adiatmaputra Fajar)

Update
Tim Sukses Prabowo-Hatta Rajasa langsung bereaksi saat dituding sebagai neolib sejati. baca: Dituding Neolib Sejati, Timses Prabowo Bilang "Maling Kok Teriak Maling"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com