Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2014, 13:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia National Shipowner’s Association (INSA) menilai, pembangunan pelabuhan laut dalam atau deep sea port bukan jawaban dari kelancaran arus barang atau turunnya ongkos pengiriman. Deep sea port ini merupan salah satu bagian dari konsep tol laut andalan calon presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, saat ini 70 persen pengeluaran perusahaan pelayaran ada di bagian darat, seperti di tarif pelabuhan, pergudangan, dantruk pengangkut. Sisanya ada di perjalanan laut, seperti untuk operasional kapal, membayar kru, dan ongkos bahan bakar.

Dia juga bilang, kondisi pelayaran kargo saat ini semakin ketat. Jumlah pemain pun semakin banyak. Oleh karena itu, sekalipun belum ada pembenahan untuk tarif pelabuhan, para pelaku sudah menurunkan tarif untuk berebut konsumen.

“Akan tetapi, kalau ditambah dengan pembangunan infrastruktur pelabuhan, maka akan lebih baik lagi. Tarif yang bisa dikontrol oleh pemerintah bisa diturunkan, dan produktivitas di pelabuhan juga harus tinggi. Saya yakin, biaya logistik ini turun. Itu yang saya bilang. Intinya itu, bukan pembangunan pelabuhannya, melainkan penurunan tarifnya,” kata Carmelita saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (17/6/2014) malam.

Sebagaimana diberitakan, rencana pelabuhan laut dalam tersebut menjadi salah satu bagian dari konsep tol laut Jokowi. Hal ini menjadi rencana mantan Wali Kota Surakarta itu selain membangun kapal 3.000 TEUs (baca: Dari Mana Sumber Dana Jokowi Bangun Tol Laut?).

Carmelita meyakini, sebagai negara maritim, tarif transportasi laut di Indonesia seharusnya bisa lebih murah, baik untuk memindahkan orang maupun barang. Namun, ia menilai, tarif di pelabuhan saat ini masih sangat tinggi.

“Jadi, mau dari Pak Prabowo atau Pak Jokowi, kita mengharapkan beliau bicara dengan pelaku bisnis, baik dari logistik maupun transportasi laut. Ini kan negara maritim, yang harus kita bangun. Karena itu, transportasi laut harusnya lebih murah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com