Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini sangat bergantung kepada faktor supply dan demand. Saat ini, kata CT, permintaan akan valas berupa dollar AS sedang tinggi.
"Supply berkurang karena faktor musiman. Pertengahan Juli terjadi pembagian dividen," kata CT di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (24/6/2014).
Lebih lanjut, CT mengungkapkan terkait pembagian dividen, banyak perusahaan asing yang membagikan dividen. Dividen tersebut dibayarkan kepada pemilik modal di luar negeri. Selain itu, kebutuhan dollar AS yang tinggi digunakan untuk keperluan membayarkan utang dan bunga.
Nilai tukar rupiah belum lepas sepenuhnya dari tekanan pelemahan. Pada awal pekan ini, Senin (23/6/2014), risiko harga minyak yang tinggi masih menahan pelemahan rupiah.
Di tengah tekanan pelemahan dollar AS, rupiah bersama-sama mata uang Asia lainnya melemah cukup tajam hingga penutupan di Jumat (20/6/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.