Sahala menyarankan pula Garuda tidak hanya melakukan lindung nilai atau hedging untuk transaksi hariannya tetapi juga untuk rencana pembelian armada baru tersebut. "(Hedging sebaiknya) tidak hanya (untuk) transaksi, tapi (juga untuk) utang luar negeri dan bayar angsuran ke Airbus dan Boeing juga. Saya dengar isu (Garuda) mau pesan 50 ke Airbus katanya. Hati-hati karena beban currency kita besar," kata dia di Wisma BNI, Rabu (25/6/2014).
Sahala mengatakan selama ini BUMN belum melakukan mekanisme hedging karena takut. BUMN, lanjut dia, takut menderita kerugian akibat hedging yang kemudian menjadi kerugian negara. "Takut hedging karena gambling, lalu bagaimana penanggungan biayanya. Masih banyak BUMN yang khawatir. Harusnya kekhawatiran itu tidak ada lagi," ujar dia.
Namun, Direktur Keuangan Garuda Handrito Hardjono menyatkan rencana pembelian 50 Airbus itu hanya sebatas rumor. Saat ini, kata dia, perseroan belum dapat menjanjikan apakah rencana pembelian armada tersebut dapat diimplementasikan. "Kami menyelesaikan rencana 2015 ke atas, itu (rencana pembelian pesawat Airbus) masuk ke sana nanti. Belum ada. Sekarang belum lah. Kami saja plan-nya belum final," ungkap Handrito.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.