Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Uang Jajan, Kini Suami Istri Ini Beromzet Rp 1 Miliar

Kompas.com - 27/06/2014, 09:55 WIB
EditorErlangga Djumena

KOMPAS.com -
Banyak pengusaha meraih kesuksesan setelah melewati masa-masa sulit. Demikian pula yang dialami oleh Ade Andriansyah dan Windy Wulandry. Pasangan suami-istri ini merupakan pemilik 
distribution clothing Flashy Shop yang berdiri sejak akhir 1990-an di Bandung, Jawa Barat.

Krisis ekonomi tahun 1998 yang meletus ketika Windy masih kuliah di Universitas Parahyangan, Bandung, mengarahkannya ke jalur pengusaha. Windy yang hobi belanja produk fashion terpaksa menahan diri karena harga semua produk tersebut melambung tinggi. “Tapi, namanya senang terhadap produk fashion, saya tak mungkin bisa berhenti belanja. Jadi, saya cari cara lain supaya bisa tetap pakai produk tanpa membeli dengan harga mahal,” ujar dia. Lantas pada 1997, Windy mulai membuat tas dari bahan bulu sintetis.

Awalnya, tas ini ia pakai sendiri. Namun, ternyata, banyak teman kuliah menyukai tas buatan Windy. Tak mau membuang peluang, dia menerima pesanan tas. Bahkan dia menambah produk berupa tas mini untuk menyimpan ponsel yang saat itu jadi tren di kalangan anak muda. Barulah pada 1998, ia memberi nama Flashy untuk produk buatannya.

Windy kian serius menjajaki bisnis tas dengan mendirikan toko pertama pada tahun 2000. Toko yang luasnya cuma 16 m2 itu berada di Jalan Ir. H. Juanda, Bandung. Lantaran tempat tersebut milik orang tua, ia pun terbebas dari ongkos sewa.

Namun, sebagai modal produksi, Windy merogoh kocek sebesar Rp 500.000. “Modal berasal dari uang jajan yang diberikan oleh orang tua,” kata perempuan kelahiran Bandung, 7 April 1977 ini. 

Produknya masih berupa tas dan mobile pouch dari bahan parasut, bulu sintetis, dan kulit imitasi. Pertama kali produksi, jumlah pesanan tidak sampai dua lusin. Ada lima orang karyawan. Sebagian membantu Windy, sebagian lain menjadi penjahit.

Agar semakin dikenal, Windy menjalin kerja sama dengan beberapa radio di Bandung. Caranya, ia menitipkan barang untuk barter promosi dengan menyediakan produk Flashy sebagai hadiah kuis radio. Namun, Windy mengakui, pemasaran dari mulut ke mulut yang paling efektif saat itu. Pasalnya, ia tidak punya dana khusus untuk promosi. “Dana yang kami punya lebih banyak digunakan untuk produksi,” ujarnya. 

Windy mengkhususkan Flashy untuk memproduksi barang fashion bagi kaum hawa. Menurut Windy waktu itu belum banyak distro yang bermain secara khusus. Produknya pun berkembang tidak hanya tas tapi juga dompet, baju, hingga aksesori perempuan.

Pangkas produksi

Pada masa awal Flashy berdiri, Windy tidak terlalu memikirkan masa depan bisnisnya dalam jangka panjang. Pasalnya, saat itu, belum banyak distro maupun butik di Bandung. Pesaingnya sangat sedikit. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+