"Sektor informal, UKM itu jumlahnya jutaan. Seperti di sektor perdagangan, toko, bengkel, restoran di daerah-daerah itu banyak sekali yang belum tercatat ijinnya, datanya susah diperoleh. Kita belum bisa meng-cover itu. Kapasitas Ditjen Pajak kecil," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany saat rapat dengan Badan Anggaran DPR, Senin (30/6/2014).
Ke depan, lanjut Fuad, Ditjen Pajak harus meningkatkan kapasitas operasional maupun infarstruktur, termasuk sumber daya manusia (SDM). Untuk menarik pajak dari UKM, Fuad mengakui Ditjen Pajak tidak ada bedanya dengan perbankan saat menyalurkan kredit untuk segmen UKM.
"Ditjen Pajak sama dengan bank. Kalau memberi kredit ke korporasi lebih mudah dibandingkan kredit UKM. UKM itu ada ribuan, susah. Sehingga tidak banyak bank yang sukses di UKM. Kami juha memajaki UKM sama dengan bank membiayai UKM," ujar Fuad.
Dalam hal ini, Fuad menyoroti sedikitnya jumlah pegawai Ditjen Pajak. Selama 10 tahun terakhir, jumlah pegawai tidak pernah bertambah, sementara jumlah wajib pajak sangat banyak sehingga tidak bisa seluruhnya terjangkau.
"Ditjen Pajak tidak ditambah jumlah pegawainya ya jadinya tidak bisa menjangkau. Ini harus dipikirkan. Jangan sampai ada kendala birokrasi sehingga Ditjen Pajak tidak bisa tambah pegawai. Sementara kita persiapkan pegawai bisa 2 tahun. Ini tantangan besar dan masalah mendasar," papar Fuad.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.