Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CT: Kenaikan Harga Gas Tangguh Lumayan..

Kompas.com - 30/06/2014, 18:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordnator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menilai naiknya harga kontrak gas Tangguh bisa memberikan pengaruh terhadap penerimaan negara, meski tidak terlalu signifikan.

"Ya pasti ada pengaruh, pengaruhnya tidak terlalu besar tetapi lumayan lah," katanya kepada wartawan ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (30/6/2014).

Namun sayangnya, dia tidak memberikan detail penerimaan, karena yang memiliki perhitungan pastinya ada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Tetapi selisihnya itu pada waktu negosiasi pertama hanya dapat 2,7 dollar AS per MMBTu, lalu naik 3,47 dollar AS per MMBtu di negosiasi ke dua. Sekarang menjadi 8 sekian dollar AS per MMBTu. Tentu naik signifikan tetapi detilnya tanya ESDM," katanya.

Setiap tahun harga gas Tangguh akan naik sesuai dengan asumsi harga minyak. Sebelumnya, setelah melalui negosiasi yang cukup alot selama 1,5 tahun, pemerintah Indonesia dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) akhirnya sepakat untuk kembali melakukan renegoisasi kontrak Gas Tangguh untuk Provinsi Fujian, Tiongkok.

Salah satu klausul yang disepakati adalah harga jual yang naik dari 3,3 dollar AS per MMBtu menjadi 8 dollar AS per MMBtu.

"Minggu lalu Fujian sepakat, harganya akan mengikuti (harga minyak dunia). Jadi harga yang dulu 2,7 dolar per MMBtu lalu berubah 3,3 dollar per mmbtu jadi hari ini mulai 1 Juli sepakat harganya 8 dollar per mmbtu," ujar Menteri ESDM Jero Wacik usai melakukan rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor kepresidenan, Senin (30/6/2014).

Menurut Jero, harga jual gas Tangguh akan terus meningkat seiring dengan perkembangan harga minyak dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com